Kita Sepasang Burung
Kita sepasang
burung itu
Mengepak mega
melintasi cakrawala biru
Mengitari
taman hinggap berdaun di atas air mancur
Menunggu air
memancar, basuh sayap-sayap lusuh
Beranjak
petang, kita susuri taman
Lampu-lampu
bak kunang-kunang
Pendarkan
cahaya-cahaya rindu
Kita sepasang
burung itu
Terbang
memupuk mimpi bersama
Saling
menitipkan janji di sepasang sayap
Memunguti
rumput ilalang tu buat sarang
Bersama sampai
maut mendekat
Kita sepasang
burung itu
Tak pernah
bisa menebak rahasia semesta
Arunika
seketika jadi langit abu buta
Angin
mengirimkan topan, meniup badai
Menghadiahkan
kita sebuah perpisahan
Kita sepasang
burung itu
Hanya bisa
berharap pada semesta
Langit kembali
biru, awan-awan meneduhkan
Matahari
tersenyum, bunga-bunga rekah
Menyambut kita
upacara pertemuan
Oleh. Aisyah Nur Rohmah
Ciamis, 16
Maret 2019.
Tetang
penulis, Aisya Nur Rohmah lahir di Ciamis 2 November 2002. Bercita-cita sekolah
di Hogwarts dengan Harry Potter. Tapi akhirnya dia hanya diterima sebagi siwi
di SMAN 2 Ciamis. Menyukai lagu Efek Rumah Kaca dan Cholil. Menulis puisi sejak
di bangku SMP. Telah menjuarai lomba cipta puisi dan masuk di beberapa antologi
puisi Nasional, seperti Mata Sajak (Antologi Puisi Pengawas Pemilu). Puisi
Menolak Korupsi 7 (271 Pelajar Indonesia), dan antologi lainnya.
Rewrite. Apero Fublic.
Rewrite. Apero Fublic.
Editro. Selita, S.Pd.
Palembang, 25 Maret 2020.
Sumber:
Palembang, 25 Maret 2020.
Sumber:
Sebuku Sapardi
Djoko Damono dan Para Penulis Terpilih Indonesia. Menenun Rinai Hujan.
Surakarta: Oase Group, 2019.
Sy. Apero Fublic
0 comments:
Posting Komentar