Rabu, 25 Maret 2020

Aisyah Nur Rohmah. Kita Sepasang Burung

Kita Sepasang Burung

Kita sepasang burung itu
Mengepak mega melintasi cakrawala biru
Mengitari taman hinggap berdaun di atas air mancur
Menunggu air memancar, basuh sayap-sayap lusuh
Beranjak petang, kita susuri taman
Lampu-lampu bak kunang-kunang
Pendarkan cahaya-cahaya rindu

Kita sepasang burung itu
Terbang memupuk mimpi bersama
Saling menitipkan janji di sepasang sayap
Memunguti rumput ilalang tu buat sarang
Bersama sampai maut mendekat

Kita sepasang burung itu
Tak pernah bisa menebak rahasia semesta
Arunika seketika jadi langit abu buta
Angin mengirimkan topan, meniup badai
Menghadiahkan kita sebuah perpisahan

Kita sepasang burung itu
Hanya bisa berharap pada semesta
Langit kembali biru, awan-awan meneduhkan
Matahari tersenyum, bunga-bunga rekah
Menyambut kita upacara pertemuan

Oleh. Aisyah Nur Rohmah
Ciamis, 16 Maret 2019.

Tetang penulis, Aisya Nur Rohmah lahir di Ciamis 2 November 2002. Bercita-cita sekolah di Hogwarts dengan Harry Potter. Tapi akhirnya dia hanya diterima sebagi siwi di SMAN 2 Ciamis. Menyukai lagu Efek Rumah Kaca dan Cholil. Menulis puisi sejak di bangku SMP. Telah menjuarai lomba cipta puisi dan masuk di beberapa antologi puisi Nasional, seperti Mata Sajak (Antologi Puisi Pengawas Pemilu). Puisi Menolak Korupsi 7 (271 Pelajar Indonesia), dan antologi lainnya.

Rewrite. Apero Fublic.
Editro. Selita, S.Pd.
Palembang, 25 Maret 2020.

Sumber:
Sebuku Sapardi Djoko Damono dan Para Penulis Terpilih Indonesia. Menenun Rinai Hujan. Surakarta: Oase Group, 2019.

Sy. Apero Fublic

0 comments:

Posting Komentar