Rabu, 25 Maret 2020

Djamil Soeherman. Di Pelabuhan dan Putusan

Di Pelabuhan

Ku lihat kesunyian di pusat kota, manis
ketika halimun pagi menuruni pelabuhan kecil
laut diam dalam pesona mata lelap
membayang harapan lama yang ku tinggalkan

Begitu jauh manis
terkubur dalam ingatan

Segala yang ku ingin kupercayakan pada diri
selagi daratan masih rindukan anak kelasi
antara sedan laut memisahkan daku di sini
ah usapan takdir yang ditimpakan

Betapa juga ku cintai segala yang kumiliki
ku cintai segala yang mati juga laut kelam
kerna setia pahala paling agung dalam kehidupan

Kini kesunyian tampil di dadaku, manis
bila gerbang kota terbuka anginpun pasang
hati diam dalam pesona mata lelap
membentang puing kota lama yang ku tinggalkan

Begitu jauh, manis
terkubur dalam ingatan.

(Budaya 1959)
Djamil Soeherman


Putusan

Barangkali aku lebih bahagia begini
Sepotong usia dengan dunia kecil bersendiri
sesekali mata memandang
bentangan pulau bebas dan kasih sayang

Dan barangkali kan begini jadinya
titik satu dan tuju
hati sediri
biarkan aku berlalu
kan ku tembus semua pintu sampai ku tahu
adakah aku di dalmnya

(Budaya 1959)
Djamil Soeherman.

Rewrite. Apero Fublic
Editor. Selita. S. Pd.
Palembang, 25 Maret 2020.

Sumber:
Djamil Soeherman. Nafiri. Bandung: Penerbit Pustaka, 1983.

Sy. Apero Fublic

0 comments:

Posting Komentar