Di
Pelabuhan
Ku lihat kesunyian di pusat kota,
manis
ketika halimun pagi menuruni pelabuhan
kecil
laut diam dalam pesona mata lelap
membayang harapan lama yang ku
tinggalkan
Begitu jauh manis
terkubur dalam ingatan
Segala yang ku ingin kupercayakan pada
diri
selagi daratan masih rindukan anak
kelasi
antara sedan laut memisahkan daku di
sini
ah usapan takdir yang ditimpakan
Betapa juga ku cintai segala yang
kumiliki
ku cintai segala yang mati juga laut
kelam
kerna setia pahala paling agung dalam
kehidupan
Kini kesunyian tampil di dadaku, manis
bila gerbang kota terbuka anginpun
pasang
hati diam dalam pesona mata lelap
membentang puing kota lama yang ku
tinggalkan
Begitu jauh, manis
terkubur dalam ingatan.
(Budaya 1959)
Djamil
Soeherman
Putusan
Barangkali aku lebih bahagia begini
Sepotong usia dengan dunia kecil
bersendiri
sesekali mata memandang
bentangan pulau bebas dan kasih sayang
Dan barangkali kan begini jadinya
titik satu dan tuju
hati sediri
biarkan aku berlalu
kan ku tembus semua pintu sampai ku
tahu
adakah aku di dalmnya
(Budaya 1959)
Djamil
Soeherman.
Rewrite. Apero Fublic
Editor. Selita. S. Pd.
Palembang, 25 Maret 2020.
Sumber:
Djamil Soeherman. Nafiri. Bandung:
Penerbit Pustaka, 1983.
Sy. Apero Fublic
0 comments:
Posting Komentar