Kamis, 09 April 2020

Legenda Katak dan Semut

Jurnal Apero Fublic.- Pernah suatu ketika hiduplah seekor katak yang kecil. Yang tinggal di tepian sebuah danau berbentuk bulat kecil. Terletak di pinggiran kota besar. Suatu hari, dia pergi berbelanja. "Sayang oh sayang, minyak lampu ku sudah habis. Nanti aku akan membeli untuk persediaan beberapa hari. Kata si katak di dalam hatinya.

Dia melompat keluar dan tampak diantara rumah-rumah penduduk dengan riang. Berpenampilan rapi menyusuri jalan. Di jalan, dia melewati sebuah sarang semut berbentuk bukit. Semua semut begitu sangat sibuk. Sebab musim dingin akan segerah datang. Maka mereka harus banyak menyimpan makanan di dalam sarang mereka.

"Selamat pagi. Kata katak menyapa. Semut menatapnya. Mereka sudah tidak asing dengan katak itu. Para semut tidak ramah tampaknya. Sebelum kata melompat menjauh dari jalan lintasan mereka. Telah banyak semut yang naik ke seluruh tubuhnya. Ratusan jumlah semut yang menyerang katak kecil itu. Mereka menyerang dengan cara menggigit. "Aduh! berhentilah dulu, kalian menyakiti aku. Jerit si Katak.

"Tapi para semut tetap kasar dan tidak mau berhenti. Keling! Keling! Suara katak serak dan terdengar sedih. Pipinya tampak sudah bengkak. Berubah menjadi merah dan perutnya mulai membesar. Dia berpikir bagaimana cara agar semut berhenti menyerangnya. Katak kecil itu kemudian menggoyang-goyangkan badannya agar para semut jatuh dari punggungnya.

"Kalian sangat tidak ramah. Saya hanya ingin berteman. kata Katak. Mendengar perkataan katak. Para semut menjadi malu sendiri. Mereka pun sepakat untuk menjadi teman akhirnya.

"Bibik Katak sayang, marilah menjadi tamu kami. Makanlah makanan kami sesuka hati bibik. Kata mereka. Katak pun sangat bahagia. Dia belum pernah begitu bahagia dalam hidupnya seperti saat ini. "Bibik sayang, kami akan menghibur bibik dengan sebuah lagu indah. Kami untuk sekarang berhenti bekerja. Kami akan bernyanyi untuk bibik sekarang. Atau bibik yang bernyanyi untuk kami. Kata ratu semut membuat wajah katak berubah merah. Dia tidak menyaari bahwa dia punya suara yang nyaring.

"Saat katak bernyanyi dan bersenandung dengan gembira. Para semut suka menyanyi tetapi memiliki suara jelek. Para semut mengundang katak untuk menginap di sarang mereka malam itu di sarang mereka di bukit. Keesokan paginya kata baru terbangun dari tidurnya. Matahari sudah tampak tinggi di langit. Katak hanya melihat beberapa ekor semut dan mereka sibuk mencuci perabotan setelah pesta tadi malam. Semut yang lain berada di hutan mengumpulkan makanan seperti biasa. Semut menjelaskan.

Sore itu, ketika ratu semut pulang ke sarang. Katak berbicara dengan ratu semut. "Anda sudah begitu baik padaku. Aku secara langsung mengundang Anda ke rumah saya di tepi danau. Kata katak malu-malu.

"Itu ide yang sangat baik. Tapi kita tidak bisa berpesta sendiri. Maka yang lain harus datang juga. Kata ratu semut. Akhirnya katak mengundang mereka semua datang. Semut senang. Jarang mereka punya kesempatan untuk pesta dua kali dalam seminggu. Dalam perjalanan menuju rumah katak. Para semut teman katak melewati banyak sarang semut lainnya.
"Kami akan pergi ke rumah katak untuk mengunjungi katak. Mereka mengatakan kepada teman-teman mereka si sarang di sepanjang jalan.
"Kami akan datang juga. Ujar semut-semut lain itu.

Akhirnya, mereka semua datang ke rumah katak. "Ini dia rumah katak. Kata mereka. Katak berdiri dan berbalik melihat ke halam dan sekitar rumahnya. Sekarang keadaan sudah seperti lautan ditutupi oleh ribuan semut merah. Semut hitam dan semut coklat. Karena banyaknya dan rapatnya tidak dapat melihat rumput tertutup oleh semut. Katak kaget setengah mati. Membuat mata katak menonjol dan hampir melompat dari kepalanya. "keling! keling! katanya dengan suara serak dan cemas. Apa yang dapat dia lakukan?. Pikir katak, sedangkan dia hanya memiliki beberapa lembar daun kubis. Hanya cukup untuk menghidangkan tidak begitu banyak semut. Itu tidak cukup. Pikirnya.

"Tolong tunggu di depan, dan saya akan mempersiapkan semuanya. Kata katak pada semut-semut. Kemudian dia menghilang masuk ke dalam rumahnya.

Semut menunggu dengan sabar di luar. Aku yakin dia mempersiapkan pesta yang indah. Kata ratu semut. Mereka menunggu sepanjang hari dan tetap tidak ada tanda-tanda katak muncul.

"Mungkin dia sakit. Kata salah satu semut, khawatir. Di hati mereka telah tumbuh kasih sayang mencintai katak kecil yang cantik itu. Kemudian ratu semut mengetuk pintu rumah katak. Tidak ada jawaban. Dia mendorong pintu dan terbuka tetapi tidak ada seekor katak pun di rumah. Tampak pintu belakang rumah terbuka lebar. Katak itu telah pergi menghilang.

Semut sangat kesal. Baiklah, semua ini mengajarkan kita suatu pelajaran yang baik. Kita bisa mati hanya karena menunggu katak untuk memperlakukan kita dengan baik. Kata banyak semut. Ratu semut menjadi sedih. Bahwa katak tidak menepati yang dia janjikan. Ratu semut kemudian mengencangkan ikat pinggangnya di sekitar perutnya yang kosong kelaparan dan mereka semua berjalan pulang ke rumah. Semua semut lain melakukan hal yang sama untuk menahan lapar.

Sejak saat itulah, ekor semut menjadi genting sebagaimana kita lihat. Sejak saat itu juga bentuk mata katak menonjol keluar seperti yang kita lihat. Karena kaget yang luar biasa. Sehingga semua katak memiliki besar, mata melotot.

Rewrite. Apero Fublic
Editor. Selita. S. Pd.
Palembang, 9 April 2020.

Sumber, Kutip dari buku:
Irene–Anne Monteiro. Favourite Stories From Central Asia. Bandung: PT. Remaja Rosdakarya, 2000.
Buku ini menceritakan dongeng-dongeng dari Asia Tengah, dongeng ini menceritakan sesuai dengan budaya masyarakat Asia Tengah, dengan budaya Islamnya.


Sy. Apero Fublic

0 comments:

Posting Komentar