Selasa, 14 April 2020

Pantun Cinta. Gadis Pintar Shalihah Menjawab Buaya Darat

Jurnal Apero Fublic.- Pantun cinta gadis shalihah yang tidak termakan rayuan gombal buaya darat. Gadis perawan yang pintar dia tidak tertarik dengan ajakan pacaran. Tidak termakan janji-janji manis yang hanya di bibir. Sehingga dia tetap berpegang pada prinsip keimanannya. Menjaga harga dirinya dan nama baik keluarganya. Dia tidak mau tertipu apalagi sampai membuat malu ayah dan ibunya.

Sehingga suatu saat bertemulah dia dengan seorang buaya darat yang berwajah tampan dan pandai berkata-kata manis. Bagi gadis shalihah cukup saling mengenal saja sebagai teman biasa. Seandainya memang mencintai maka lamar dia. Tidak perlu pacaran yang modal air liur lalu kau merampas kehormatanku. Hanya modal air liur kau menjamah tubuhku dengan gratis. Saat itu, seorang buaya darat menghampiri seorang gadis salihah.

Buaya Darat:
Pertanda apa langit membiru
Oleh karena, petang berpadu
Adinda cantik sedang apa dirimu
Bolehkah kakanda datang bertamu

Gadis Pintar
Jangan mengacak kamar tamu
Ada kardus yang penuh tisu
Jangan berlagak polos dan lugu
Adinda tahu modus yang palsu

Buaya Darat
Pesajak dikenal gubahan syahdu
Menyapa penggemar melepas rindu
Sejak kakanda kenal dirimu
Entah mengapa selalu merindu

Gadis Pintar:
Rambut gimbal disisir selalu
Kalau keramas di malam sabtu
Jangan kakanda gombal melulu
Kalau berani lamarlah aku

Buaya Darat
Indah sekali Istana ini
Lantai marmer penuh kaca
Kakanda janji suatu hari, nanti
Melamar Adinda penuh Cinta

Gadis Pintar
Berbaris semut beribu-ribu
Menutup lubang musim berlalu
Alasan manis kakanda begitu
Akal-akalan menutup malu.

Buaya Darat:
Kereta kuda telah melaju
Pak kusir menyapa baginda ratu
Adinda jangan berkata begitu
Tak percaya, belalah dadaku

Gadis Pintar:
Kereta kuda membawa ratu
Ratu akan menjemput tamu
Sudah-sudahlah wahai penipu
Aku tidak akan tergoda olehmu

Buaya Darat:
Kembang seroja sungguh mempesona
Seribu rupa kumbang bertamu
Kakanda sungguh tulus dan cinta
Seribu sumpah kumandangkan untukmu

Gadis Pintar:
Tiada bunga tanpa malu
Kalau hanya mekar untuk layu
Tiada guna sumpah beribu
Kalau hanya berakhir di mulutmu.

Buaya Darat:
Tangkai bunga dipetik kita
Kita tanami di kebun mini
Wahai adinda yang tercinta
Mari jalani dulu hubungan ini

Gadis Pintar:
Pak tomat kedelai lantemu
Bakul berisi ramuan jamu
Selamat jalan wahai kamu
Aku permisi mau ta'aruf dahulu.

Buaya Darat:
Alangkah tajam panah Rahwana
Panah melukai jantung dewa
Alangkah kejam wahai adinda
Kakanda terluka dan kecewa

Gadis Pintar:
Mulut lelaki penuh cinta biasanya
Pandang sedikit saja, mengisap mangsa
Mau tau, Lelaki cinta seperti apa
Datang kerumah menghadap ayah-bunda.

Pantun Melayu ini bersifat pengembangan. Sebagai bentuk realisasi pengembangan warisan kebudayaan yang disesuaikan dengan kebudayaan Melayu. Pantun bersifat nasihat sebagai ciri sastra Melayu atau ciri sastra Indonesia. Sastra Indonesia sejak zaman nenek moyang dimanapun di Nusantara selalu bertema nasihat dan pendidikan sosial.

Bukan seperti kebanyakan Sastra zaman sekarang. Dimana lebih banyak yang menampilkan mesum dan tidak mencerminkan budaya Indonesia. Mari, kita tinggalkan sastra hitam atau sastra destruktif. Kami tunggu partisipasi Anda dalam berkarya.

Baik itu berupa dokumentasi pantun asli suatu daerah atau pantun karya Anda sendiri. Kita dapat bersama-sama mengangkat kebudayaan bangsa kita dan mengembangkannya. Kirimkan pantun karya Anda pada email redaksi Apero Fublic. fublicapero@gmail.com.

Oleh. Joni Apero
Editor. Desti. S. Sos.
Palembang, 15 April 2020.

Sy. Apero Fublic

0 comments:

Posting Komentar