Jurnal Apero Fublic.- Pantun cinta
gadis shalihah yang tidak termakan rayuan gombal buaya darat. Gadis perawan
yang pintar dia tidak tertarik dengan ajakan pacaran. Tidak termakan
janji-janji manis yang hanya di bibir. Sehingga dia tetap berpegang pada prinsip
keimanannya. Menjaga harga dirinya dan nama baik keluarganya. Dia tidak mau
tertipu apalagi sampai membuat malu ayah dan ibunya.
Sehingga suatu saat
bertemulah dia dengan seorang buaya darat yang berwajah tampan dan pandai
berkata-kata manis. Bagi gadis shalihah cukup saling mengenal saja sebagai
teman biasa. Seandainya memang mencintai maka lamar dia. Tidak perlu pacaran
yang modal air liur lalu kau merampas kehormatanku. Hanya modal air liur kau
menjamah tubuhku dengan gratis. Saat itu, seorang buaya darat menghampiri seorang
gadis salihah.
Buaya Darat:
Pertanda apa langit
membiru
Oleh karena,
petang berpadu
Adinda cantik
sedang apa dirimu
Bolehkah
kakanda datang bertamu
Gadis Pintar
Jangan mengacak
kamar tamu
Ada kardus yang
penuh tisu
Jangan
berlagak polos dan lugu
Adinda tahu
modus yang palsu
Buaya Darat
Pesajak
dikenal gubahan syahdu
Menyapa
penggemar melepas rindu
Sejak kakanda kenal
dirimu
Entah mengapa
selalu merindu
Gadis Pintar:
Rambut gimbal
disisir selalu
Kalau keramas
di malam sabtu
Jangan kakanda
gombal melulu
Kalau berani
lamarlah aku
Buaya Darat
Indah sekali
Istana ini
Lantai marmer
penuh kaca
Kakanda janji
suatu hari, nanti
Melamar Adinda
penuh Cinta
Gadis Pintar
Berbaris semut
beribu-ribu
Menutup lubang
musim berlalu
Alasan manis
kakanda begitu
Akal-akalan
menutup malu.
Buaya Darat:
Kereta kuda
telah melaju
Pak kusir menyapa
baginda ratu
Adinda jangan
berkata begitu
Tak percaya,
belalah dadaku
Gadis Pintar:
Kereta kuda membawa
ratu
Ratu akan
menjemput tamu
Sudah-sudahlah
wahai penipu
Aku tidak akan
tergoda olehmu
Buaya Darat:
Kembang seroja
sungguh mempesona
Seribu rupa kumbang
bertamu
Kakanda sungguh
tulus dan cinta
Seribu sumpah kumandangkan untukmu
Gadis Pintar:
Tiada bunga tanpa
malu
Kalau hanya
mekar untuk layu
Tiada guna
sumpah beribu
Kalau hanya
berakhir di mulutmu.
Buaya Darat:
Tangkai bunga
dipetik kita
Kita tanami
di kebun mini
Wahai adinda
yang tercinta
Mari jalani dulu
hubungan ini
Gadis Pintar:
Pak tomat
kedelai lantemu
Bakul berisi
ramuan jamu
Selamat jalan
wahai kamu
Aku permisi
mau ta'aruf dahulu.
Buaya Darat:
Alangkah tajam
panah Rahwana
Panah melukai jantung dewa
Alangkah kejam
wahai adinda
Kakanda terluka
dan kecewa
Gadis Pintar:
Mulut lelaki penuh
cinta biasanya
Pandang
sedikit saja, mengisap mangsa
Mau tau, Lelaki
cinta seperti apa
Datang kerumah
menghadap ayah-bunda.
Pantun Melayu
ini bersifat pengembangan. Sebagai bentuk realisasi pengembangan warisan
kebudayaan yang disesuaikan dengan kebudayaan Melayu. Pantun bersifat nasihat
sebagai ciri sastra Melayu atau ciri sastra Indonesia. Sastra Indonesia
sejak zaman nenek moyang dimanapun di Nusantara selalu bertema nasihat dan
pendidikan sosial.
Bukan seperti kebanyakan Sastra zaman sekarang. Dimana
lebih banyak yang menampilkan mesum dan tidak mencerminkan budaya Indonesia.
Mari, kita tinggalkan sastra hitam atau sastra destruktif. Kami tunggu
partisipasi Anda dalam berkarya.
Baik itu berupa dokumentasi pantun asli suatu
daerah atau pantun karya Anda sendiri. Kita dapat bersama-sama mengangkat
kebudayaan bangsa kita dan mengembangkannya. Kirimkan pantun karya Anda pada
email redaksi Apero Fublic. fublicapero@gmail.com.
Oleh. Joni Apero
Editor. Desti.
S. Sos.
Palembang, 15
April 2020.
Sy. Apero
Fublic
0 comments:
Posting Komentar