Minggu, 19 April 2020

Pantun Nasihat. Ruginya Pacaran Bagi Gadis-Gadis

Jurnal Apero Fublic.- Pantun adalah jenis kesastraan klasik Indonesia. Bentuk puisi atau syair orang Indonesia yang pertama. Pantun sebagai sastra asli tentu selalu mengetengahkan pendidikan dan nasihat-nasihat pada masyarakat secara umum.

Sehingga sastra pantun memberikan tempat sebagai pendidikan sosial sekaligus memberikan hiburan. Pantun nasihat adalah pantun yang bertema nasihat pada semua manusia. Tujuan pantun nasihat adalah untuk mengajarkan dan mengkritik permasalahan yang terjadi di tengah masyarakat.

PANTUN NASIHAT

Pasar minggu banyak preman
Pasang Cikarang banyak biri-birian
Pacaran dahulu orang teman-temanan
Pacaran sekarang orang istri-istrian.

Pasar Cikarang banyak biri-birian
Pasar Samarinda gratis tisunya.
Pacaran sekarang istri-istrian
Pria lepaskan nafsu gratis jadinya.

Pedagang Surakarta pikul mentega
Bawa bakul sama baliho.
Orang cinta kumpul sama manusia
Mereka cinta kumpul sama kebo.

Pasar Manado membanting harga
Sanak sayang belanja seribu
Kumpul kebo bunting juga
Anak dibuang, dibunuh kamu.

Pagi-pagi menanggung azab
Azab ditinggal dia yang jauh
Laki-laki tak bertanggung jawab
Sebab ditinggal, ya dibunuh.

Kereta melaju pulang pergi
Penumpang wanita selalu berdiri.
Apa kamu sayang sekali
Pacaran, wanitalah yang rugi.

Penumpang berjalan selalu berdiri
Ucap basmallah sebelum pergi.
Sudah pacaran selalu rugi
Azab Allah juga menanti.
Bagi semua sahabat-sahabat Apero Fublic menerima kiriman semua jenis pantun. Terkecuali pantun yang bersifat buruk, misalnya bertema porno atau menghujat suatu kaum.

Kirimkan karya Anda sebanyak mungkin. Mari kita kembangkan kesastraan kita. Serta mengembalikan fungsi sastra sebagai guru masyarakat. Jadikan sastra sebagai media dakwah dan pengajaran sosial.

Angkat pantun berbahasa daerah dan lestarikan budaya asli daerah kita masing-masing. Kirimkan karya Anda ke Apero Fublic atau e-Jurnal Sastra Apero Fublic. Melalui email redaksi www.fublicapero@gmail.com.

Oleh. Tim Apero Fublic
Editor. Selita. S. Pd.
Fotografer. Dadang Saputra.
Palembang, 19 April 2020.

Sy. Apero Fublic

0 comments:

Posting Komentar