Jurnal Apero Fublic.- Suatu sore, seekor ayam jantan yang masih muda berjalan-jalan. Ayam jantan berbulu indah itu, dengan bulu berwarna kemerah-merahan. Ekor yang melengkung indah dan hampir menyentuh
tanah. Sore yang cerah si ayam jantan berjalan-jalan di dekat benca di tengah hutan.
Saat itu ada seekor gajah sedang minum air benca jernih. Bertemu dengan seekor gajah tua. Sang ayam jantan berkokok nyaring. Si gajah yang sudah puas minum melangkah meninggalkan tepian benca. Ayam sombong itu berdiri tepat ditengah jalan. Sehinggah gajah tua itu berhenti dan memandang heran. Sang gajah terkejut melihat
lagak si ayam jantan yang agak angkuh.
“Kuku-kruuuuyyuuuukkkkk. Kuku-kruyuuukkkkkkkkkkk. Kokok si ayam jantan
berulang-ulang. Tampak lehernya memanjang saat berkokok dengan bulu yang ditegakkan.
"Ada apa denganmu, Jago. Nanti terinjak olehku, patah kakimu. Baru tahu rasa kau. Apa maksudmu menghentikan langkah ku di perjalanan ini?. Tanya si gajah. Ayam jago sombong itu tidak menjawab. Dia mengepak-ngepakkan sayap dan menegakkan bulu-bulunya. Kemudian mengais-ngais tanah, dan mematuk-matuk makanan yang dia dapat.
Hal ini terus dilakukan si jago merah beberapa saat. Kemudian kembali beberapa kali dia berkokok mantap.
Gajah mengawasinya selama beberapa waktu. Sambil menarik nafas dalam-dalam, bersabar. Kemudian dia bertanya. "Katakan
padaku, Jago, apa maksudmu sebelum kesabaranku habis. Aku juga terburu-buru
karena hari mulai sore. Tanya si Gajah tua mulai geram.
"Baiklah gajah yang perkasa. Aku menantang engkau untuk bertanding makan. Degan tubuh
besar tentu kau dapat makan lebih banyak dan lebih lama dariku. Aku menantang kau bertanding dengan adil. Siapa yang lebih banyak makan dan lebih tahan lama. Aku si ayam yang
tubuh kecil. Atau kau, si gajah tubuh besar. Kata ayam penuh percaya diri.
Ayam kembali mengepak-ngepak sayapnya. Dedaunan kering di sekitarnya beterbangan. Dia menatap dengan mata seperti bercahaya penuh keyakinan kalau dia bisa mengalahkan si gajah. Gajah tua yang bijaksana itu berkata. "Saya tidak bisa makan banyak seperti kamu, Jago. Ada baiknya tidak perlu kita bertanding demikian hanya menghabiskan waktu. Ujar gajah itu dan dia hendak melangkah pergi.
"Tuan gajah, apa anda takut padaku. Apa Anda tidak malu, Anda begitu perkasa. Karena ayam jago terus melakukan provokasi terhadap si gajah dan juga berkata sombong serta meremehkan gajah. Akhirnya gajah setuju dan dia. Mereka memutuskan untuk mengadakan pertandingan makan. Untuk melihat siapa yang bisa makan yang paling. Gajah tubuh besar atau ayam si tubuh kecil. Mereka kemudian meminta semua hewan di hutan untuk pergi ke tepi benca untuk menyaksikan pertandingan mereka berdua.
'Teman-teman hari ini tolong bantu mempersiapkan arena dan perlengkapan pertandingan. "Baiklah kami akan membantu dan juga menonton pertandingan luar biasa ini. Kata seekor kera.
Singkat cerita akhirnya Gajah dan Ayam jantan memulai pertandingan. Gajah makan dedaunan yang banyak. Sedangkan ayam makan butir-butir biji-bijian. Gajah makan seperti biasa dan dalam waktu cepat perunya kenyang dan penuh sampai tidak muat lagi. Perutku akan meledak jika tidak
beristirahat. Ujar gajah sempoyongan. Hari yang sejuk dan gajah mulai merasa mengantuk.
Segera dia tertidur
pulas.
Ayam yang suka di puji dan angkuh. Ayam terus makan dan terus makan. Butir gandum dan biji-bijian terus dia makan. Kadang dia berkokok nyaring dan merasa hebat melihat gajah yang tertidur pulas. Tepuk dan sorak-sorak hewan lain membuat ayam jago itu lupa diri. "Oh, Ayam jago berhentilah pamer, cukup. Nasihat ular piton. Tetapi
ayam jantan yang mabuk pujian dan tepuk tangan tidak memperhatikan dirinya dan nasihat ular piton itu.
Beberapa saat kemudian gajah terbangun. Memperhatikan kesekelilingnya. Dia memandang ayam yang terus makan. Hewan mengatakan
kepada gajah kalau ayam terus makan selama dia tertidur kekenyangan. Ayam lebih unggul dan lebih hebat dari gajah yang besar. Ternyata gajah hanya besar badannya saja. Kata hewan-hewan. "Ayam berhentilah, aku mengaku kalah. Kata
gajah mulai khawatir dengan keselamatan si ayam jago yang suka dipuji.
Ketika ia melihat gajah bangun. Ayam
mulai mengolok-olok dia. "Apakah Anda tidur dengan nyenyak, Tuan Gajah?. Anda telah menyerah hanya beberapa saat saja. Tidak malukah dengan badan Anda yang besar. Anda tidak akan menang melawan saya dalam pertandingan makan ini. Kata ayam jago berbangga diri. Gajah melanjutkan makan lagi dan kembali dia kekenyangan. akhirnya berhenti.
Ayam sangat bahagia. Saya sudah menang dan saya yang terhebat karena sudah mengalahkan si gajah besar. Tepuk tangan semakin ramai. Kembali si ayam mengepakkan sayapnya dan melompat keatas badan gajah, mendarat di punggung gajah. Gajah diam saja melihat tingkah ayam yang sombong disertai riya itu.
Ayam jantan hendak berkokok lagi. Tapi tiba-tiba terdengar suaranya tersedak. Wajahnya merah dan perut ayam menggelembung. Ternyata padanya butir makanan telah sampai memenuhi tenggorokan ayah jago yang panjang itu. Ayam tersedak dan terjatuh dari punggung gajah.
Semunya jadi terkesiap dan heran. Tidak sempat membantu semunya. Ayam jago tubuhnya mulai kejang-kejang dan berkelojotan. Suara-suara tercekik keluar dari mulutnya. Ayam makan terlalu banyak. Sebelum hewan-hewan dapat menolongnya. Ayam menghembuskan nafas terakhirnya, mati.
Semunya jadi terkesiap dan heran. Tidak sempat membantu semunya. Ayam jago tubuhnya mulai kejang-kejang dan berkelojotan. Suara-suara tercekik keluar dari mulutnya. Ayam makan terlalu banyak. Sebelum hewan-hewan dapat menolongnya. Ayam menghembuskan nafas terakhirnya, mati.
"Sayangnya, binatang memandang. Tidak pernah terbayangkan akhirnya seperti ini. Begitulah kalau hidup penuh kesombongan dan rasa suka dipuji. Guman beruang sambil melangkah pergi.
Rewrite. Apero Fublic
Editor. Desti. S. Sos
Palembang, 8 April 2020.
Arti kata: Benca adalah tempat penampungan air alami yang berbentuk memanjang di tengah hutan mirip selokan. Biasanya benca terdapat di hutan-hutan tropis semi bergambut. Benca lebih mirip selokan alami di hutan. Lebat biasanya satu meter dengan kedalaman setengah meter. Bentuk memanjang dan bermuara ke anak sungai terdekat.
Arti kata: Benca adalah tempat penampungan air alami yang berbentuk memanjang di tengah hutan mirip selokan. Biasanya benca terdapat di hutan-hutan tropis semi bergambut. Benca lebih mirip selokan alami di hutan. Lebat biasanya satu meter dengan kedalaman setengah meter. Bentuk memanjang dan bermuara ke anak sungai terdekat.
Sy. Apero Fublic
0 comments:
Posting Komentar