Sabtu, 16 Mei 2020

e-Antologi Puisi. Kabar Dari Langit I

Jurnal Apero Fublic.- e-Antologi puisi Kabar Dari Langit ini ditulis oleh dua orang penyair yaitu, Djamil Soeherman dan Mohammad Diponegoro. Di terbitkan oleh Penerbit Pustaka di Bandung pada tahun 1988 Masehi atau 1408 Hijriyah.

Di dalam e-Antologi Puisi ini hanya di muat puisi-puisi karya Djamil Soeherman. Berjumlah sepuluh buah puisi. Tema puisi ini adalah Al-Qur'an dimana puisi-puisinya adalah rujukan pada ayat-ayat Al-Qur'an. Sehingga dapat di kategorikan sebagai sastra keislaman.



AIR KENTAL

Bacalah atas nama Tuhanmu Mahapenitah.
Menitahkan manusia dari air tumpah.
Bacalah dan agungkan nama-Nya.
Yang dengan pena mengajarkanmu.
Mengajar manusia apa yang tak tahu.

Sebenarnyalah manusia itu pemurka.
Kala merasa dirinya telah berharga.
Ingat sebenarnya mereka akan kembali pada Tuhannya.
Betapa jika kaulihat seseorang pencela
Seorang sedang berpuja.
Betapa jika ia tergolong pembela.
Atau yang selalu anjurkan takwa.
Betapa jika kautahu ia sebenarnya pendusta.
Tidakkah ia tahu Tuhan selalu melihatnya.

Ingat jika tak juga sudah akan Kutetak ubunnya.
Ubun sipendusta dan sipelagak.
Dan tampillah siapa mau menentangnya.
Niscaya Kuhadapkan pencoleng-pencoleng neraka.
Ingat jangan sekali mengekor mereka.
-Tapi sujudlah dan mendekat ke sisi-Ku.

(Al-‘Alaq).



KEJORA MALAM

Demi langit dan kejora malam.
tahukah kau apa kejora malam.
ialah sebuah bintang paling cemerlang.
kalaupun tiap yang bernafas ada penunggunya.
baiklah manusia berpikir dari apa ia diciptakan-Nya.
manusia diciptakan dari airlata.
yang keluar dari sela iga dan tulang dada.
sungguh tuhan kuasa bangkitkan dari matinya.
pada hari segala rahasia akan terbuka.
sedang mereka tak berdaya tak berpembela.

Demi langit yang mengucurkan hujan.
dan demi bumi yang ‘numbuhkan tanaman.
sungguh Qur’an perkataan benar.
sekali bukan omongan kelakar.

Sebenarnyalah mereka sengaja mempermainkan.
tapi Akupun akan juga mempermainkan.
tapi Akupun akan juga mempermainkan.
baiklah biarkan kafir-kafir itu biarkan.

(Ath-Thariq).



PEMBUKA

Atas nama Allah Mahapenyayang pawlaswara.
segala puji bagi Allah Tuhan semesta.
Mahapenyayayang pawlaswara.
raja kiamat kubra.
kepada-Mu-lah kami merata.
tunjukkan kami jalan merata.
jalan di mana telah kaunikmatkan pada mereka.
tanpa para pengecut dan pendurhaka.

(Al-Fatihah).



MATAHARI

Demi matahari dan rembangnya.
demi bulan yang menggiringnya.
demi siang kala lingsirnya.
demi malam yang menutupnya.
demi langit dan penegaknya.
demi bumi dan penghamparnya.
demi sukma dan peniupnya.
maka diilhamkan-Nya perasaan buruk dan baiknya.
betapa bahagia yang bersih jiwanya.
betapa malang yang menodainya.
telah berdusta kaum Samud dengan durhakanya.
ketika tampil seorang celaka di antaranya.
berkata Rasul: jangan ganggu onta Tuhan dan minumannya.
tapi mereka ‘nentang dan ‘nyembelihnya.
karenanya Tuhan hukum mereka sebab dosanya.
dan ia tak sekali takut akibatnya.

(Asy-Syams).



KUDA-KUDA PENYERBU

Demi kuda-kuda penyerbu terengah napasnya.
yang meletupkan api pada tapaknya.
yang menyerang di pagi buta.
yang mengamburkan debu ke udara.
lantas merompakkan segala.
sesungguhnya manusia berpaling dari-Nya.
sedang ia tahu apa artinya.
begitu kikir karena cintai hartanya.
tidakkah ia tahu bila apapun dibangkit dari kubur.
akan diperiksa isi hati sekujur.
di hari itu segala amal akan dilebur.

(Al-‘Adiyat).



REMBANG PAGI

Demi rembang pagi.
dan demi malam sedang sunyi.
tidak sekali Tuhan meninggalkanmu.
tidak pula membencimu.
sebenarnyalah akhirat lebih baik bagimu.
akan diberikan pahala untukmu.
bukankah kau siyatim yang Kupelihara.
tidakkah sisesat Kuberi harta.
karenanya jangan yatim keubentak.
jangan sipengemis kausentak.
myatakan nikmat Tuhan pada khalayak.

(Adh-Dhuha).



HURU-HARA

Sampaikah padamu kabar huru-hara.
di hari itu banyak wajah berduka.
segala usaha jadi bersia.
terjerumus mereka di api nyala.
meminum sumber api membara.
tiada makanan selain kayuan berduri.
tak mengenyangkan lapar dan dahaga.
di hari itu pula banyak wajah bersuka.
karena berhasilnya segala usaha.
tinggal mereka di sorga bertahtah.
tak terdengar di sana omongan dusta.
mengalir di bawah sungai berwarna.
ranjang-ranjang tersusun dengan rapinya.
berdentang gelas-gelas di atas meja.
melela bantal-bantal dan gulingnya.
dan permadani terhampar di kelilingnya.
tidakkah mereka lihat betapa unta diciptakan.
betapa langit ditegakkan.
betapa gunung-gunung di tancapkan.
dan betapa bumi dibentangkan.
karenanya peringatkan! o, kau sijuru pengingat.
sekali-kali bukan kau pengikat.
siapapun berpaling dan ingkar.
allah menyiksanya dengan azab besar.
sesungguhnya kepada Kami mereka kembali.
dan kami akan memperhitungkan sekali.

(Al-Ghasyiyah).



YANG MAHARAHMAN

Yang maharahman
telah mengajarkan Qur’an.
menitahkan insan.
menjelaskan perkataan.
beredar matahari bulan dengan aturan.
rumput kekayuan tunduk pada Tuhan.
ditinggikan langit diletakkan neraca keadilan.
biar kamu tak curang dalam timbangan.
tegakkan keadilan jangan kamu susutkan takaran.
dijadikan bumi bagi manusia dan binatang.
atasnya tumbuh buah dan kurma berseludang.
juga bijian berbatang dan buah haruman.
nikmat Tuhan manakah kalian dustakan?
ia jadikan manusia dari bagai tembikar.
dan jadikan jin dari api pembakar.
nikmat Tuhan manakah kalian dustakan?
dialah Tuhan pengatur timur dan barat yang kembar.
nikmat Tuhan manakah kalian dustakan?
dialirkannya dua lautan bertemulah asin dan tawar.
berdinding antaranya hingga terpencar
nikmat Tuhan manakah yang kalian dustakan?
dari keduanya terjelmalah mutiara dan merjan.
nikmat Tuhan manakah kalian dustakan?.

(Ar-Rahman, 1-23).



GONE

                 (Kepada adikku, Tien)
Melati kecil
sekuntum mungil
kusanjung kupuja-puja.
kukenang kusentuh sayang.
tapi apa k'mudian?
belum kering bibir dikinang.
hanya berbekas dikau 'lah hilang.

(Senja, 1952).


TITIK BINTIK

Demi air yang menitik.
bintik debu yang meramu.
jadikanlah arungan samudera jauh bertasik.
hamparan tanah indah bermadu.

Demi perilaku penuh bumi.
kata mesra dari cinta.
jadilah riau kehijauan bumi.
seperti silau kebiruan udara.

(Dari Spanish-poems, Budaya, 1953).


Oleh. Djamil Soeherman.
Rewrite. Apero Fublic.
Editor. Selita. S.Pd.
Fotografer. Dadang Saputra.
Palembang, 16 Mei 2020.
Sumber: Djamil Soeherman dan Mohammad Diponegoro. Kabar Dari Langit. Bandung: Pustaka, 1988. (1408 H).
Terima Kasih sudah berkunjung ke halaman e-Antologi Puisi Kabar Dari Langit ini. Bagi Anda yang ingin mempublikasikan hasil karya puisi dalam bentuk e-Antologi puisi karya Anda. Dapat mengirimkan karya puisi Anda melalui email redaksi fublicapero@gmail.com atau duniasastra54@gmail.

Sy. Apero Fublic.

0 comments:

Posting Komentar