Jurnal Apero Fublic.- Aku seorang
alumni di sebuah Perguruan Tinggi di daerah ku. Aku menyukai kebersihan dan
membenci orang-orang yang sembarangan membuang sampah pribadi miliknya. Begitu
pun sewaktu aku masih kuliah. Yang paling sering membuang sampah sembarangan
adalah mahasiswi.
Dari
penampilan dia selalu berkaca dan merias wajah seperti seorang model. Tapi yang
memalukan sok bersih melap wajah dengan tisu. Lalu tisu dia buang di bawah
kursi tempat dia duduk. Saat dia mau duduk, juga melap kursi dengan tisu.
Kembali tisu dia buang di bawah tempat duduknya.
Saat makan
jajanan, bungkus permen, snack, sisa makanan juga dia buang di bawah bangku-nya.
Aku ingat sewaktu SD tidak sebegitunya dengan sampah. Kalau memproduksi sampah.
Maka sampah dibuang ke kotak sampah. Ada juga mahasiswa merokok di ruangan
kelas.
Kemudian
puntung-puntung rokok mereka buang di dalam kelas seperti tempat buang sampah.
Alangkah kurang ajar engkau. Orang desa ku bilang dengan perilaku mahasiswa
seperti itu, tak pernah didik ibu dan ayahnya. Di sini saya menjuluki kelompok
mahasiswa dan mahasiswi ini dengan, Mahasiswa Monyet atau Mahasiswa Kera.
Sebab kelakuan
mereka sama seperti kera atau monyet di hutan. Kalau kalian menemukan sebuah
pohon berbuah. Kemudian ada serombongan kera atau monyet santai makan
buah-buahan tersebut. Lihat saja di bawah pohon tersebut. Berserakan tidak
tentu arah. Sisa berserakan, kulit-kulit, bekas kencing, kotoran berserakan
bercampur-campur. Sama seperti perilaku mahasiswa-mahasiswi kita.
MAHASISWA MONYET
Huy, kau
begitu anggung
Bagaikan kapal
tanpa muatan
Seperti
belalang tanpa sayap
Melompat-lompat
seperti katak
Merasa terbang
padahal berudu
Oh, itu para
mahasiswa mahasiswi
Yang tampak
berseri, putih
Harum wangi
dan anggun
Gaya lenggak-lenggok
Seperti
dewi-dewi kayangan
Tapi sayang
seribu sayang
Sungguh aneh
tapi nyata
Semua hanya
gaya-gaya
Semuanya
memiliki kebiasaan buruk
Hatinya jahat
dan busuk
Kalau mereka
makan atau berpakaian
Tidak beradab
dan beretikah
Kalau dia
berkeringat,
Lap tisu
dengan keringat.
Sampah tisu
dia buang dilantai
Oh, sungguh memalukan
Tangannya
seperti tangan monyet
Kalau makan
juga sama
Duduk dimana
sahaja.
Di taman di
kelasnya
Berserakan
seperti kera
Kamu tak
percaya, lihatlah ke hutan
Sisa, kulit,
dan bekas dia serakkan.
Mahasiswi
kerah
Cantik,
berbulu kelakuannya.
Cantik,
pencemar lingkungan
Manis pengotor
lingkungan
Bagai anak
putri raja
Sok, tak tahu
malu
Kiranya sampah bekas makan, uruslah
Bukankah itu
sampah mulutmu
Cui, bikin
muntah
Itulah sifat
mahasiswi kera
Dua tahu PAUD,
enam tahun SD
Tiga tahun
SMP, Tiga tahun SMA
Sekarang sudah
kuliah, smester berapa
Perilaku kala
dari anak TK.
Begitulah
ironi negara Indonesia
Mahasiswi dan
mahasiswa
Bagai monyet
bangsa kera.
Oleh. Idam Muhdori
Editor. Desti.
S,Sos.
Fotografer.
Dadang Saputra
Sumatera
Selatan, 7 Mei 2020.
Buat
teman-teman yang suka menulis. Kirim saja tulisannya ke Jurnal Sastra Apero
Fublic. Ini karya tulis syarce pertama saya. Saya memilih syarce kritik sosial
sebagai ungkapan perasaan saya atas keburukan perilaku para mahasiswi sekampus
saya dulu. Kemungkinan sampai sekarang masih berlanjut perilaku tersebut.
Kirim karya
kamu melalui email redaksi fublicapero@gmail.com atau duniasastra54@gmail.com.
Mari bersama-sama membangun dunia sastra yang mendidik masyarakat. Agar bangsa
kita menjadi bangsa yang besar.
Sy. Apero Fublic.
0 comments:
Posting Komentar