Jurnal Apero Fublic.- Kita anak
manusia tidak akan pernah lepas dari rasa cinta dan mencintai orang lain. Sebab
sudah menjadi takdir kita sebagai makhluk Allah untuk saling mencintai. Namun,
dalam menyampaikan rasa cinta kita juga harus dengan cara yang benar dan yang
sesuai dengan adab dan agama.
Jangan sampai rasa cinta dibungkus dengan
kepalsuan. Tapi justru hal tersebut adalah dorongan nafsu birahi yang sesaat. Oleh karena
itu, kita harus menjaga diri dan hati. Tiadalah benar cinta namun berbuat tidak
baik atau melanggar norma susila. Cinta sesungguhnya menjaga bukan merusak.
Tapi, kita juga sering khilaf dalam asmara cinta kita. Sehingga memperturutkan
hawa nafsu dan tenggelam dalam ikatan cinta yang tidak halal. Kita lupa
kalau kita tidak boleh melakukannya. Namun desakan dan dorongan perasaan
akhirnya membuat kita menyerah.
Dalam keraguan itu, janji dan puja-puja kita
dapatkan. Sehingga semakin yakin kita dengan cintanya. Tetapi, akhirnya semua
yang dijanjikan tinggallah janji. Lalu menuai luka dan kecewa. Barulah sesal yang
kita rasakan. Bersama uraian air mata yang tiada artinya.
NASIHAT CINTA
Bilah mata
sudah mulai memandang indah.
Pada kelopak
bunga yang merekah.
Lalu kupu-kupu
datang terbang indah.
Menemani bunga
yang mekar ranum.
Kupu-kupu
bermain di tangkai gemulai.
Bunga merasa
bahagia dan terlena.
Tapi di kalah
senja mulai menjelang.
Kupu-kupu
pulang kesarang.
Meninggalkan
bunga seorang.
Yang layu,
yang sendiri diterpa embun malam.
Begitulah
perumpamaan cinta semu, kita.
Cinta-cinta
yang direkayasa.
Mari-mari
wahai muslimah.
Kita melangkah
ke jalan hijrah.
Menunggu cinta
yang halal saja.
Agar tak
tertipu buaya-buaya.
Bilah kamu
terlanjur jatuh cinta.
Cobalah untuk
membatasi dan pergi saja.
Atau cintai sekedarnya, jangan lupa.
Anda bukan
miliknya,
bukan pula pemuas nafsunya.
Sayangi
secukupnya, rindui sewajarnya.
Agar tetap
terjaga apabila berpisah.
Cinta
sesungguhnya, cinta sebenarnya.
Hanya ada
dalam ikatan cinta.
Dalam ibadah,
dalam perjuangan dan kesetiaan.
Wahai kau,
muslimah.
Sadarlah,
kembalilah pada jalan Allah.
Kita hijrah bersama-sama.
Oleh. Ayu Faqiah.
Editor. Desti.
S.Sos.
Fotografer.
Dadang Saputa.
Palembang, 4
Mei 2020.
Buat
teman-teman dimana saja berada. Kalau kamu suka menulis atau mau belajar
menulis. Cobalah kirim karya tulismu ke Jurnal Sastra Apero Fublic atau Apero
Fublic. Jurnal Apero Fublic menerima semua jenis tulisan sastra dari
masyarakat.
Tidak perlu malu dengan hasil tulisan anda. Tidak perlu
khawatir hak cipta tetap ditulis oleh pengirim. Jangan sampai inspirasi hati
tidak tersampaikan.
Jangan biarkan karyamu dikubur pada buku-buku catatan saja.
Jangan melanggar hak cipta dan melanggar UU IT. Kirim melalui email redaksi
fublicapero@gmailcom atau duniasastra54@gmail.com.
Sy. Apero Fublic.
0 comments:
Posting Komentar