Jurnal Apero Fublic.- Kehidupan
manusia yang sangat lemah dalam hal intelektual dan akhlak. Sering membuat
manusia lupa diri. Baru sedikit punya uang sudah merasa sok paling berkuasa.
Sudah merasa hebat dan merasa pintar.
Merendahkan
orang dan meremehkan orang. Bahkan dengan saudara tua saja dia sudah mulai
tidak hormat. Sebab sedikit ada uang dan sedikit ada kelebihan. Orang ini akan
terus berpikir demikian. Dari waktu ke waktu dan dari masa ke masa.
Gaya feodalnya
terus tumbuh dan mudah emosi. Ada hal yang tidak dia sukai langsung dia habisi
dengan caranya. Akulah orang hebat sekali, pikirnya. Dia pikir lebih pintar
dariku. Kata hatinya sambil darahnya mendidih. Gaya orang ini selangit tingginya.
Padahal baru punya mobil kreditan dan kerja menyembah-nyembah.
Banyak muka
dan menjilat-jilat kesana kemari. Kalau bertemu dengan petani atau orang tidak
berpendidikan tinggi. Dia merasa diatas angin. Baru bekerja di kantor yang
ber-AC. Padahal gaji baru gaji UMR sudah angkuh minta ampun. Inilah bentuk
pemikiran neo-feodalisme di zaman sekarang.
ORANG MENTANG-MENTANG
Coba dengar
kawan.
Mungkin namamu
aku sebut-sebut.
Atau sifatmu
aku catat-catat.
Jangan kau
merasa terbang.
Sedang kau
tiada bersayap.
Jangan kau
merasa tinggi.
Sedangkan
engkau hanya berdiri dua kaki.
Jangan engkau
merasa besar.
Sedangkan kau
hanyalah semut di atas bukit.
Kamu jangan
melihat sampah.
Tapi lihat
bintang-bintang.
Agar kau tidak
mencemooh dan merendahkan.
Supaya kau
silau dan sadar.
Lihat alam
kita yang terus murka.
Bergolak-golak,
di laut,
Di gunung dan di darat.
Tidakkah kau
sadar.
Kita sama-sama
masuk tanah.
Kau merasa
hebat dari petani.
Apakah nasi yang kau makan, tanaman kamu.
Kau
merendahkan tukang sampah.
Sampah yang
dia bersihkan sampah mu.
Membuang
sampah mulutmu kau tak mampu.
Apakah kau
menghina pengemis.
Sedangkan mati
nanti,
Kau sama rendahnya dengan pengemis hina.
Iman memang
tiada gunamu.
Uanglah yang
menjadi penentu kita.
Tapi tidak
dengan yang punya harga diri.
Tiada tunduk
dengan manusia sombong.
Jangan kau
lupa, jangan membabi buta.
Sampai kau
sombong dan angkuh.
Ingat asal
usulmu.
Ingat juga
kemana kau pulang.
Orang tidak
butuh uangmu.
Kau bukan
siapa-siapa.
Hanya beberapa
orang, tunduk.
Itu pun
kelompok penjilat.
Oleh. Joni Apero
Editor. Desti.
S.Sos.
Fotografer.
Dadang Saputra.
Palembang, 5
Mei 2020.
Buat semuanya,
bagi yang ingin ikut berkarya. Baik itu karya puisi, syair atau syarce.
Kirimkan karya kalian agar dapat dipublikasikan. Berikan inspirasimu pada
orang-orang. Jangan simpan cerita hatimu dan cerita kehidupanmu di dalam
buku-buku harian.
Kirim karyamu
melalui email fublicapero@gmail.com atau duniasastra54@gmail.com. Syaratnya
jangan melanggar hak cipta orang lain dan jangan melanggar UU IT.
Kirimkan
sebanyak-banyaknya dan jangan khawatir. Hak cipta tetap milik Anda. Mari
menulis, mari dakwah literasi, mari sampaikan pesan kebaikan melalui dunia
kesastraan.
Sy. Apero Fublic.
0 comments:
Posting Komentar