Jumat, 08 Mei 2020

Neofrodalisme: Manusia Mentang-Mentang

Jurnal Apero Fublic.- Kehidupan manusia yang sangat lemah dalam hal intelektual dan akhlak. Sering membuat manusia lupa diri. Baru sedikit punya uang sudah merasa sok paling berkuasa. Sudah merasa hebat dan merasa pintar.

Merendahkan orang dan meremehkan orang. Bahkan dengan saudara tua saja dia sudah mulai tidak hormat. Sebab sedikit ada uang dan sedikit ada kelebihan. Orang ini akan terus berpikir demikian. Dari waktu ke waktu dan dari masa ke masa.

Gaya feodalnya terus tumbuh dan mudah emosi. Ada hal yang tidak dia sukai langsung dia habisi dengan caranya. Akulah orang hebat sekali, pikirnya. Dia pikir lebih pintar dariku. Kata hatinya sambil darahnya mendidih. Gaya orang ini selangit tingginya. Padahal baru punya mobil kreditan dan kerja menyembah-nyembah.

Banyak muka dan menjilat-jilat kesana kemari. Kalau bertemu dengan petani atau orang tidak berpendidikan tinggi. Dia merasa diatas angin. Baru bekerja di kantor yang ber-AC. Padahal gaji baru gaji UMR sudah angkuh minta ampun. Inilah bentuk pemikiran neo-feodalisme di zaman sekarang.

ORANG MENTANG-MENTANG

Coba dengar kawan.
Mungkin namamu aku sebut-sebut.
Atau sifatmu aku catat-catat.
Jangan kau merasa terbang.
Sedang kau tiada bersayap.
Jangan kau merasa tinggi.
Sedangkan engkau hanya berdiri dua kaki.
Jangan engkau merasa besar.
Sedangkan kau hanyalah semut di atas bukit.

Kamu jangan melihat sampah.
Tapi lihat bintang-bintang.
Agar kau tidak mencemooh dan merendahkan.
Supaya kau silau dan sadar.
Lihat alam kita yang terus murka.
Bergolak-golak, di laut,
Di gunung dan di darat.
Tidakkah kau sadar.
Kita sama-sama masuk tanah.

Kau merasa hebat dari petani.
Apakah nasi yang kau makan, tanaman kamu.
Kau merendahkan tukang sampah.
Sampah yang dia bersihkan sampah mu.
Membuang sampah mulutmu kau tak mampu.
Apakah kau menghina pengemis.
Sedangkan mati nanti,
Kau sama rendahnya dengan pengemis hina.

Iman memang tiada gunamu.
Uanglah yang menjadi penentu kita.
Tapi tidak dengan yang punya harga diri.
Tiada tunduk dengan manusia sombong.
Jangan kau lupa, jangan membabi buta.
Sampai kau sombong dan angkuh.

Ingat asal usulmu.
Ingat juga kemana kau pulang.
Orang tidak butuh uangmu.
Kau bukan siapa-siapa.
Hanya beberapa orang, tunduk.
Itu pun kelompok penjilat.

Oleh. Joni Apero
Editor. Desti. S.Sos.
Fotografer. Dadang Saputra.
Palembang, 5 Mei 2020.
Buat semuanya, bagi yang ingin ikut berkarya. Baik itu karya puisi, syair atau syarce. Kirimkan karya kalian agar dapat dipublikasikan. Berikan inspirasimu pada orang-orang. Jangan simpan cerita hatimu dan cerita kehidupanmu di dalam buku-buku harian.

Kirim karyamu melalui email fublicapero@gmail.com atau duniasastra54@gmail.com. Syaratnya jangan melanggar hak cipta orang lain dan jangan melanggar UU IT.

Kirimkan sebanyak-banyaknya dan jangan khawatir. Hak cipta tetap milik Anda. Mari menulis, mari dakwah literasi, mari sampaikan pesan kebaikan melalui dunia kesastraan.

Sy. Apero Fublic.

0 comments:

Posting Komentar