Jurnal Apero Fublic.- Perut buncit
adalah salah satu tanda kalau orang banyak makan dan suka duduk. Perut buncit
juga mengisyaratkan kalau orang tersebut pemalas. Malas berpikir dan malas
berbuat.
Kita lihat
orang-orang yang bekerja di pemerintahan. Orang-orang ini selalu berpikir
gajinya aman. Asal datang dan absen serta menjalankan fungsi tertulis. Kalau
mengajar masuk dia memberikan mata pelajaran. Tulis dan catat dia duduk di
kursi. Kemudian keluar dan begitulah berkelanjutan. Masalah pintar atau tidak
bukan urusan dia.
Atau seorang
pejabat dia juga begitu. Mereka datang dan duduk dan berjalan seperti sedia
kalah. Tidak ada inovasi dan tidak ada pengembangan. Berjalan saja seperti itu,
kaku dan tidak kreatif. Perut sudah buncit, duduk di kursi dan berputar-putar
bermain hendpon.
Orang-orang
ini tidak ada jiwa nasionalisme atau cinta tanah air. Mereka bekerja di
pemerintahan untuk mengamankan perut saja. Tidak berpikir bagaimana memajukan
bangsa ini. Hal-hal demikian terjadi, mulai dari perangkat desa sampai ke pusat
pemerintahan.
Kalau di
pedesaan, lihat saja pembangunan dan sosial budaya yang tidak berkembang.
Kepala desa yang lembek dan selalu berpikir uang. Tanpa ada pikiran kreatif untuk
memajukan desa yang dia pimpin.
PERUT BUNCIT
Perut buncit
Yang duduk di
kursi empuk
Kadang
berjalan menabrak babi
Sering
berbaring di kasur empuk
Mulut menguap,
mengeliat-geliat
Terima gaji
sebulan sekali.
Perut buncit,
Perut banyak
cacing, lemak
Orang bilang
banyak makan haram
Pemalas dan
pendengki
Merasa hebat, penganut
paham neofeodalisme
Perut buncit,
Maen handpone
di kursi
Datang absen
dan pergi
Yang penting
hadir hepi
Gaji tidak
terkurangi
Masalah maju
bangsa cukup wacana
Perut buncit
Duduk diatas
punggung rakyat
Sungguh beban
yang berat
Sehingga
rakyat melarat
Negara jalan
ditempat
Negara tidak
maju-maju
Banyak perut
buncit
Seperti babi,
seperti tikus
Bekerja asal
jadi
Yang penting
dapat duit
Tidak ada
cinta negeri
Sebab cukup
ikut upacara hari senin
Mana dia
mengerti
Bela bangsa
dengan tindakan
Dia Cuma tahu,
bela bangsa orang perang
Dasar perut
buncit
Otak kosong,
intelektual melompong
Sedikit
berkata sok, hebat.
Perut buncit
Itu penyakit,
Penyakit hati,
penyakit perut
Menghinggapi
orang malas
Malas
berpikir, malas berbuat.
Perut buncit
Yang perut kempes
juga mengidap
Penyakit perut
buncit
Pelayan
rakyat, siapa bilang.
Perut buncit
Penindas
kehidupan bangsa.
Oleh. Grigara Nugroho
Editor. Desti.
S.Sos.
Fotografer.
Dadang Saputra
Surabaya, 7
Mei 2020.
Terima kasih
buat Jurnal Sastra Apero Fublic yang telah bersedia mempublikasikan syarce atau
syair cerita saya. Dengan adanya kolom syarce kritik ini saya dapat menuangkan
inspirasi sastra saya pada kritik sosial.
Saya berharap
semoga Jurnal Sastra Apero Fublic terus terbit dan menerima kiriman karya anak
bangsa. Memang karya rakyat tidak se-bagus karya seniman.
Namun rakyat
lah yang dapat memberitahu apa yang mereka rasakan. Maka, buat teman-teman di
mana saja. Kirimkan syarce kalian yang bertema kritik ke Apero Fublic. Agar
semua masalah dan inspirasi rakyat tersampaikan.
Kirim karya
kamu melalui email redaksi fublicapero@gmail.com atau duniasastra54@gmail.com.
Mari bersama-sama membangun dunia sastra yang mendidik masyarakat. Agar bangsa
kita menjadi bangsa yang besar.
Sy. Apero Fublic.
0 comments:
Posting Komentar