Jurnal Apero Fublic.- Perpisahan
akan meninggalkan kesan pada semua orang. Sehingga membuat perasaan yang tidak
menentu. Terkadang membuat perasaan terpendam yang menyedihkan.
Kenangan-kenangan yang tidak dapat di hapus dalam waktu cepat. Membuat sisi
lain dalam jiwanya.
Ditujukan
Kepada Perpisahan Kita.
Kepada
perpisahan kita yang telah memecah sebuah cermin menjadi beberapa keping. Untuk
perpisahan kita yang jauh memisah bagaikan tembok yang tinggi.
Perpisahan
ini, adalah jalan yang sakit namun harus terjadi. Sebab telah hancur beberapa
tebing-tebing indah yang dulu kita bangun bersama. Sehingga hanya menyisakan
arang dari pembakaran kita dulu. Abu-abunya terbang entah kemana.
Begitulah
kiranya sebuah perpisahan. Yang akan selalu memberikan kesan dari dua insan.
Entah kesan yang indah atau kesan yang menyakitkan. Karena seindah apapun
sebuah perpisahan. Tetaplah perpisahan yang meneteskan air mata. Kita pernah
satu dua langka menuju satu arah. Juga dua raga yang berbeda namun memiliki
jiwa yang satu.
Kepada perpisahan
kita yang telah menjadi kenangan. Perpisahan yang tidak pernah terduga sedikit
pun. Yang tidak pernah terbayang sama sekali. Sungguh tidak dapat dibayangkan
sama sekali, dengan akhir yang menyakitkan.
Kepada
perpisahan kita yang melukai. Taman yang dulu penuh bunga-bunga dan kupu-kupu.
Kini dingin tertutup salju yang memutih. Membekukan semua kehangatan yang pernah ada. Waktu dahulu terasa begitu cepat. Sekarang terasa begitu lama sekali. Tapi
apa hendak di kata, inilah jalan yang harus ditempuh.
Kepada perpisahan
kita yang menjadi kenangan. Marilah kita saling memaafkan dan melupakan. Kita habiskan
yang salah-salah. Kita hapus yang hitam-hitam. Aku juga bersyukur, sebab
mendapat banyak pelajaran yang berharga. Suatu yang aku tahu sekarang, adalah
jangan mudah terlalu percaya. Jangan berharap pada yang bukan takdir kita. Atau
mungkin juga ini adalah dosa-dosa. Telah melupakan adat-istiadat dan hukum
agama. Mungkin juga salah, sebab bersama dengan hati yang belum direstui ilahi.
Kepada
perpisahan kita yang kau ucapkan dahulu. Selamat jalan dan selamat berpisah.
Semoga di lain waktu kita kembali dapat saling menyapa. Sebagai sahabat, sebagai
teman yang amnesia pada cerita yang pernah di karang bersama. Semoga kau selalu
sehat dan bahagia selalu.
Dariku, yang
Kau pisahkan dahulu. Yang telah melupa.
Oleh. Sadaria.
Editor. Desti.
S.Sos.
Fotografer.
Dadang Saputra.
Ogan Ilir, 21
Mei 2020.
Demikianlah
Surat Kita dariku. Buat sahabat-sahabat yang ingin mengirim surat kita dapat di
kirim ke Apero Fublic atau Jurnal Sastra Apero Fublic. Melalui email redaksi
fublicapero@gmail.com atau duniasastra54@gmail.com. Sudah tahu apa itu surat
kita. Surat Kita adalah sebuah surat yang di kirim tanpa alamat dan tujuan.
Melalui sebuah
media massa, seperti koran, majalah, tabloid, buletin, media siber, media
sosial atau selebaran. Surat Kita adalah sebuah karya sastra yang berfungsi untuk
mengungkapkan perasaan, ide, kritik sosial, tentang cinta, lingkungan hidup,
dan sebagainya. Kaidah surat cinta sama dengan kalimat sebuah surat.
Boleh dikirim
meniru surat non formal atau surat formal. Tergantung dengan kreatifitas
kalian. Ayo, kirim tulis Surat Kita agar kamu dapat menyampaikan ide-idemu
melalui dunia kesastraan. Dalam menulis Surat Kita boleh nama pena atau nama
sendiri. Tidak boleh melanggar UU IT Republik Indonesia.
Sy. Apero
Fublic.
0 comments:
Posting Komentar