Jurnal Apero Fublic.- Kalian
mungkin pernah bertemu dengan orang-orang yang berpaham neo-feodalisme.
Neo-feodalisme adalah bentuk paham feodal baru di zaman modern ini.
Mereka-mereka ini terdiri dari orang-orang yang hidup merasa. Pernah miskin dan
pernah hina.
Kemudian dia sedikit mendapatkan uang atau kedudukan. Saat itulah,
perilakunya berubah. Dia merasa dirinya orang hebat dan berkelas tinggi.
Apa-apa mau meminta di nomor satukan. Apabila dia berpadu dengan orang-orang
yang miskin atau dia anggap lebih rendah dari dirinya.
Orang ini akan
memperlakukan orang tersebut dengan remeh atau sesuka hatinya. Dia ingin
dirinya dianggap berkelas dan level tinggi. Untuk itu, dia kemudian melengkapi
dirinya dengan simbol-simbol. Sedikit usaha atau jasa uang dan uang. Kalau tidak
mau, yah sudah. Ini aku dan aku berkuasa.
Begitu pun saat makan, biasanya untuk
menaikkan kelas. Makan di tempat mewah dan mahal-mahal. Lalu dia merendahkan
orang yang makan di warung. Padahal urusan makan tidak membuat kelas-kelas
manusia. Sebab makan untuk kebutuhan hidup dan bertahan hidup. Nilai makanan
itu adalah dari kesehatan dan manfaat pada tubuh kita.
NEOFEODALISME
Dia-dia itu.
Berlagu sok,
sok sekali.
Katanya,
Aku ini kuat,
hebat.
Otak ku cerdas,
cemerlang.
Kamu siapa,
mau lawan aku.
Lihatlah
aku, sembah dan patuhlah padaku
Aku ini
pejabat, orang hebat.
Aku
berseragam, pendidikan tinggi.
Aku punya
pistol, senjata api.
Banyak uang
kerja kantoran.
Oh, kamu jago.
Lawan aku Pak
Herkules.
Aku tetapkan hukum sesuka aku.
Hebatlah saya,
kamu orang bodoh.
Kamu orang
kecil, aku besar.
Aku akan
mendidih darahku.
Kalau kamu
tidak menurut aku.
Rakyat yang
kecil lagi bodoh.
Sini kamu aku
bodoh-bodohkan.
Kalau tidak
mau, aku hajar kamu.
Tak tahu diri.
Hei lihat aku,
orang sukses.
Tinggal di
kota, punya uang dan mobil.
Jangan
ganggu-ganggu, jangan lawan.
Sebab kamu
tahu pembalasan aku.
Aku kaya, aku
hebat.
Kamu orang
bodoh.
Woy, jangan
mentang-mentang.
Nati tak umur
panjang.
Kamu itu orang
sombong.
Yang merasa
kaya, merasa berkelas.
Padahal kamu
itu, sama dengan tai.
Tak tahu diri.
Yang
sesungguhnya kamu itu.
Penganut paham
neo-feodalisme
Pewaris
pemahaman bangsawan dulu.
Yang tidak
tahu malu.
Hidup dari
merasa.
Merasa hebat,
mesara kuat, merasa pintar.
Hanya
mengandalkan simbol-simbol.
Manusia
mentang-mentang.
Oleh. Joni Apero
Editor.
Selita. S.Pd
Fotografer. Dadang
Saputra
Palembang, 7
Mei 2020.
Pernah kamu berhadapan dengan orang-orang yang berpaham neo-feodalisme. Yang merasa sangat berkuasa padahal hanyalah kroco membodoh-bodohkan masyarakat kecil.
Atau ada orang yang berlaku mentang-mentang pada Anda. Kirimkan saja ceritanya dan buatlah sebuah syarce atau puisi khusus untuk orang tersebut.
Kirim karya
kamu melalui email redaksi fublicapero@gmail.com atau duniasastra54@gmail.com.
Mari bersama-sama membangun dunia sastra yang mendidik masyarakat. Agar bangsa
kita menjadi bangsa yang besar.
Sy. Apero Fublic.
0 komentar:
Posting Komentar