Minggu, 28 Juni 2020

Puisi Lama: GALAYA PUB I dan II

Jurnal Apero Fublic.- Berikut ini sebuah puisi lama dari tahun 1980-an. Puisi ini semua kata-kata sulit dipahami oleh orang-orang awam sastra. Sehingga tentu saja akan membuat mereka yang membaca sulit mengerti.

Namun, apabila Anda mau mencoba menafsirkan sebagai cara mengolah rasa dan mempelajari teknik puisi yang menggunakan kata perumpamaan yang dalam. Selamat belajar dan mencoba memahami dunia puisi.

GALAYA PUB 1

Telah ia teguk segala minuman.
Yang ditawarkan pikiran hitam. Dari pusat kegelapan.
Ia dengar suara kubur.
Mendengung dalam pendengaran!

Akankah ia sedih atau gembira.
Saat mendapatkan dirinya sendiri:
Rebah dan tersungkur.
Di atas meja peradaban?

1988.


GALAYA PUB, 2

Lihat, betapa kurang ajar asap ganja.
Menyusup ke dalam otaknya.
Dalam mabuk – ia bagai hiu gila.
Membenturkan kepala ke dinding batu.

Malam larut itulah pikiran kusut.
Dalam rawa kehidupan menjelma ular.
Mendesis dan menjalar.
Menawarkan khuldi yang biru!

1988.

Oleh. Soni Farid Maulana.
Rewrite. Apero Fublic.
Editor. Desti. S.Sos.
Fotografer. Dadang Saputra.
Sumber: Soni Farid Maulana. Matahari Berkabut. Bandung: Pustaka, 1989. H. 10-11.
Buat semua sahabat yang ingin mempublikasikan hasil karya puisi atau karya tulis yang lainnya. Dapat mengirimkan melalui email redaksi fublicapero@gmail.com atau duniasastra54@gmail.com atau whatsApp 081367739872. Kirimkan karyamu dan berikan inspirasi pada dunia. Jangan melanggar hak cipta dan UU IT Republik Indonesia.

Sy. Apero Fublic

0 comments:

Posting Komentar