Jurnal Apero Fublic.- Berikut ini
sebuah puisi lama dari tahun 1980-an. Puisi ini semua kata-kata sulit dipahami
oleh orang-orang awam sastra. Sehingga tentu saja akan membuat mereka yang
membaca sulit mengerti.
Namun, apabila
Anda mau mencoba menafsirkan sebagai cara mengolah rasa dan mempelajari teknik
puisi yang menggunakan kata perumpamaan yang dalam. Selamat belajar dan mencoba
memahami dunia puisi.
GALAYA PUB 1
Telah ia teguk
segala minuman.
Yang ditawarkan
pikiran hitam. Dari pusat kegelapan.
Ia dengar
suara kubur.
Mendengung dalam
pendengaran!
Akankah ia
sedih atau gembira.
Saat mendapatkan
dirinya sendiri:
Rebah dan
tersungkur.
Di atas meja
peradaban?
1988.
GALAYA PUB, 2
Lihat, betapa
kurang ajar asap ganja.
Menyusup ke
dalam otaknya.
Dalam mabuk –
ia bagai hiu gila.
Membenturkan kepala
ke dinding batu.
Malam larut
itulah pikiran kusut.
Dalam rawa
kehidupan menjelma ular.
Mendesis dan
menjalar.
Menawarkan khuldi
yang biru!
1988.
Oleh. Soni Farid Maulana.
Rewrite. Apero
Fublic.
Editor. Desti.
S.Sos.
Fotografer.
Dadang Saputra.
Sumber: Soni
Farid Maulana. Matahari Berkabut. Bandung: Pustaka, 1989. H. 10-11.
Buat semua
sahabat yang ingin mempublikasikan hasil karya puisi atau karya tulis yang
lainnya. Dapat mengirimkan melalui email redaksi fublicapero@gmail.com atau
duniasastra54@gmail.com atau whatsApp 081367739872. Kirimkan karyamu dan
berikan inspirasi pada dunia. Jangan melanggar hak cipta dan UU IT Republik Indonesia.
Sy. Apero Fublic
0 comments:
Posting Komentar