Jurnal Apero Fublic.- Berikut ini
sebuah kutipan puisi lama dari antaologi puisi Kabar Dari Langit oleh Djamil
Soeherman dan Mohammad Diponegoro. Puisi berikut ini sepertinya sebuah puisi
yang diselipkan karena pada akhir puisi ada nama seseorang.
Kemungkinan
Wijaya adalah penyair puisi ini. Dari cerita puisi sepertinya syair ini menceritakan
tentang Kota Palembang dan budayanya. Antologi puisi ini diterbitkan oleh
Penerbit Pustaka, di Bandung tahun 1988.
SUNYI SEBERANG ULU
Sunyi seberang
ulu sunyi tiada hasratku.
merah lumpur
tanpa irama kering bulan purnama.
segala keelokan
terkikis sunyi pantaimu.
Seberang ulu
berkabung bahana laut.
ditangisi kocak
pantai dibebani rumahrakit.
terhanyut mata
menadah cahaya lampu perahu.
Datanglah aku
ke hulu menentang air.
ada gadis
tanya masihkah padamu cinta.
dan betapa
pahit kala tahu hatiku luka.
Sunyi seberang
ulu kelip-kelip lampu perahu.
melelap kejemuan
hati bawah dasarmu.
balik menghilir
tinggalakan gadis berlalu.
(Wijaya,
1955).
Rewrite. Apero Fublic.
Editor. Desti. S.Sos.
Fotografer. Dadang Saputra.
Palembang, 26 Juni 2020.
Rewrite. Apero Fublic.
Editor. Desti. S.Sos.
Fotografer. Dadang Saputra.
Palembang, 26 Juni 2020.
Buat semuanya
terimakasih sudah mampir ke halaman ini. Inilah bentuk puisi lama yang lahir
dari penyair tahun 50-an. Bagi Anda yang ingin mempublikasikan karya puisinya
atau karya tulis lainnya.
Kirimkan ke Apero Fublic atau Jurnal Sastra Apero
Fublic melalui email redaksi fublicapero@gmail.com atau duniasastra54@gmail.com
atau whatsApp 081367739872.
Sy. Apero Fublic.
0 comments:
Posting Komentar