Kamis, 25 Juni 2020

Puisi Lama. SUNYI SEBERANG ULU

Jurnal Apero Fublic.- Berikut ini sebuah kutipan puisi lama dari antaologi puisi Kabar Dari Langit oleh Djamil Soeherman dan Mohammad Diponegoro. Puisi berikut ini sepertinya sebuah puisi yang diselipkan karena pada akhir puisi ada nama seseorang.

Kemungkinan Wijaya adalah penyair puisi ini. Dari cerita puisi sepertinya syair ini menceritakan tentang Kota Palembang dan budayanya. Antologi puisi ini diterbitkan oleh Penerbit Pustaka, di Bandung tahun 1988.

SUNYI SEBERANG ULU

Sunyi seberang ulu sunyi tiada hasratku.
merah lumpur tanpa irama kering bulan purnama.
segala keelokan terkikis sunyi pantaimu.

Seberang ulu berkabung bahana laut.
ditangisi kocak pantai dibebani rumahrakit.
terhanyut mata menadah cahaya lampu perahu.

Datanglah aku ke hulu menentang air.
ada gadis tanya masihkah padamu cinta.
dan betapa pahit kala tahu hatiku luka.

Sunyi seberang ulu kelip-kelip lampu perahu.
melelap kejemuan hati bawah dasarmu.
balik menghilir tinggalakan gadis berlalu.

(Wijaya, 1955).

Rewrite. Apero Fublic.
Editor. Desti. S.Sos.
Fotografer. Dadang Saputra.
Palembang, 26 Juni 2020.
Buat semuanya terimakasih sudah mampir ke halaman ini. Inilah bentuk puisi lama yang lahir dari penyair tahun 50-an. Bagi Anda yang ingin mempublikasikan karya puisinya atau karya tulis lainnya.

Kirimkan ke Apero Fublic atau Jurnal Sastra Apero Fublic melalui email redaksi fublicapero@gmail.com atau duniasastra54@gmail.com atau whatsApp 081367739872.

Sy. Apero Fublic.

0 comments:

Posting Komentar