Jurnal Apero Fublic.- Puisi berikut
ini adalah puisi kritik terhadap manusia yang suka menyalahkan saat turun
hujan. Apakah hujan lebat atau hujan tidak lebat. Di jalan atau di rumah. Apa
lagi kalau hujan menyebabkan banjir. Maka kita tidak perlu menyalakan hujan
yang turun. Hujan turun memang sudah jalannya lintasan alam. Tinggal kita
manusia yang berpikir dan berbuat.
BUKAN SALAH HUJAN
KITALAH
YANG SALAH.
Hujan masih
turun.
Menggelayut di
langit mendung.
Angin pun ikut
mengayun.
Berhembus bagai
nyanyian bersenandung.
Jangan kau
caci.
Sebab hujan
berkah dari ILLAHI.
Jangan kau
mengeluh.
Sebab hujan
pasti kau butuh.
Bukan salah
hujan saat banjir datang.
Hanya tangan
manusia yang tak pandai menjaga alam.
Merubah hutan
belantara jadi hutan bangunan.
Bukan salah
hujan, kita yang salah.
Tak pandai syukur,
tak pandai mengukur keinginan.
Oleh. Neni Hanifah.
Editor. Desti.
S.Sos.
Fotografer.
Dadang Saputra.
Neni Hanifah lahir di Bandung dan seorang ibu rumah tangga. Sumber:
Sapardi Djokodamono. Menenun Rinai Hujan. Surakarta: Oase Group, 2019. h. 118.
Buat
sahabat-sahabat semua bagi yang ingin mempublikasikan karya tulisnya. Seperti
puisi, cerpen, surat kita, syarce, dongeng, mitos, fotografer dan sebagainya.
Dapat mengirimkan karya ke Apero Fublic atau Jurnal Sastra Apero Fublic
melalui email redaksi fublicapero@gmail.com atau duniasastra54@gmail.com atau
melalui whatsApp 081367739872. Jangan melanggar hukum IT Republik Indonesia.
Apero Fublic tidak bertanggung jawab atas konten dan kebenaran konten yang
dikirim penulis.
Sy. Apero Fublic.
0 comments:
Posting Komentar