Kamis, 09 Juli 2020

PUISI: Goa Api

Jurnal Apero Fublic.- Berikut ini sebuah puisi sedih. Bercerita tentang kehilangan orang yang sangat dia cintai. Puisi ini benar-benar dia gambarkan tentang diri dan hatinya. Puisi ini sepertinya mengandung cerita yang nyata. Sebab, tertera tanggal yang menandakan peristiwa itu. Semoga penyair-nya tabah dan sabar.


GOA API

Ada rasa yang telah mati.
Tanggal 20 juli 2016.
Dunia seketika sunyi.
Tubuh itu terbaring sepi.
Badan membeku merobek halusinasi.

Tangisan, amarah, dan kutukan.
Mair yang terasa.
Memburu yang fana.
Tak menyapa.
Hanya menyiksa raga.

Rindu itu racun.
Lara menanarkanku.
Kala menghancurkanku.
Pusaramu membiusku.
Tak ada sepatah kata pun.
Ingatan tetang dirimu.
Hangatnya pelukmu.
Restu dan petuah sucimu.
Pangkuanmu adalah pengobatan pilu.
Ragamu memang pergi, tetapi hatimu masih bernadi.

Oleh. Achmad Khoiruddin.
Editor. Desti. S.Sos.
Fotografer. Dadang Saputra.
Achmad Khoiruddin lahir pada 26 Oktober 1999 di Jakarta. Pindah ke Cibinong, Kabupaten Bogor dan kuliah di Universitas Singaperbangsa Karawang. Sumber: Sapardi Djokodamono. Menenun Rinai Hujan. Surakarta: Oase Group, 2019. h. 19.
Buat sahabat-sahabat semua bagi yang ingin mempublikasikan karya tulisnya. Seperti puisi, cerpen, surat kita, syarce, dongeng, mitos, fotografer dan sebagainya. Dapat mmengirimkan karya ke Apero Fublic atau Jurnal Sastra Apero Fublic melalui email redaksi fublicapero@gmail.com atau duniasastra54@gmail.com atau melalui whatsApp 081367739872. Jangan melanggar hukum IT Republik Indonesia. Apero Fublic tidak bertanggung jawab atas konten dan kebenaran konten yang dikirim penulis.

Sy. Apero Fublic.

0 comments:

Posting Komentar