Kamis, 06 Agustus 2020

Puisi Daerah Melayu Palembang

Jurnal Apero Fublic.- Puisi berikut adalah puisi berbahasa Melayu dengan dialeg Palembang. Walau sudah banyak menggunakan bahasa kekinian. Namun, setidaknya sudah ada bentuk penggunaan bahasa dan pelestarian bahasa dari warganya. Umumnya, Palembang adalah kesatuan masyarakat Melayu di Sumatera Selatan.

Bahasa Melayu dialeg Palembang menjadi bahasa pemersatu dialeg-dialeg Melayu Sumatera Selatan. Apabila masyarakat di Seluruh Sumatera Selatan pergi ke Kota Palembang. Maka, bahasa Melayu dialeg Palembanglah yang digunakan. Sesungguhnya semua masyarakat mengerti dengan bahasa masyarakat namun sulit untuk membahasakan. Sehingga dialeg Palembang adalah alternatif berkomunikasi.

GADIS BASONGKET

Bariak, ayo ditengah laut musi.
Tesapu angin, tesambar lampung kapal.
Beribu kapal-kapal sejaro melantak ombak musi.
Dari zaman mpai sejak Sriwijaya, sampai ke kini.
Katek ombak ancur, katek pulo ombak yang rusak.
Masih bae, bergoyang dan berkelimpung di tebing.
Macam itulah, watak uwang Batanghari Sembilan.
Adat Melayu, Bumi Islam, dari dahulu.
 
Gadis-gadis blagak-blagak.
Rapi bahijab gayanyo, batakulok uji wang mpai.
Lakunyo sopan, iluk perangi, juga babudi baik.
Berbaju kurung, berkain menutup, pakaian pantas.
Itulah ciri, gadis Palembang.
Gadis Melayu, gadis berharga diri.
 
Adat dijunjung, agama dipatuhi.
Jangan dihibah, jangan diseding.
Marilah jaga moral, gadis palembang.
Jangan galak rusak oleh zaman.
Jangan kekanjian parak lanang.
Jangan pulek jadi gadis murahan.
 
Hoy, gadis basongket.
Bajolah adat-adat kito.
Bajolah hukum agama kito, agama Islam.
Pakai songket, pakai jugo hijab.
Pakai baju kurung, jangan baju kurang dasar.
Angken tahu, mane gadis mane binatang.
 
Gadis basongket, songket Melayu.
Jadilah cantik, luo dalam.
Jangan cuma cantik mekan.
Cantiklah dari hati, dari akhlak.
Jangan galak buyanke lanang.
 
Gadis basongket, gadis kito, gadis berbudayo.
Marilah hidup, dalam damai.
Akhlak beriman, berbudi, dan menutup aurat.
Moderen bukan berpakaian terbuka.
Moderen dinilai dari sikap dan sifat.
Ade harga diri, ade pulek budipekerti.
 
Oleh. Cik Hakim Amrullah.
Editor. Desti. S.Sos.
Fotografer. Dadang Saputra.
Palembang. 6 Agustus 2020.

Buat sahabat-sahabat yang ingin mempublikasikan puisi berbahasa daerah sendiri. Dapat mengirimkan ke Jurnal Sastra Apero Fublic atau Apero Fublic melalui email redaksi duniasastra54@gmail.com atau fublicapero@gmail.com. Jangan melanggar UU hak cipta dan UU Republik Indonesia.

Sy. Apero Fublic.

0 comments:

Posting Komentar