Tapi harimau
waktu itu belum hebat seperti sebelum dia belajar silat pada kucing. Kucing
mengamati dan menilai sosok harimau. Menurut kucing harimau akan menjadi murid yang hebat mewarisi ilmu-ilmunya. Karena harimau memiliki kesamaan dengan
dirinya, hanya berbeda bentuk tubuh saja. Harimau berbadan besar, sedangkan
dirinya berbadan kecil.
Kucing
menerima harimau menjadi muridnya. Mereka berlatih dengan sungguh-sungguh,
siang dan malam. Kucing mengajarkan harimau bagaimana berlari kencang dan
menerkam. Melompat tinggi menyambar sesuatu. Lompat ke kiri, ke kanan, kedepan,
ke samping. Begitu juga dengan langkah kiri, langkah kanan, dan mengasah kuku
sampai tajam.
Waktu berlalu
tanpa terasa, semua ilmu kucing hampir dikuasai oleh harimau. Hanya beberapa
ilmu yang belum kucing wariskan pada harimau. Maka pada suatu hari, disaat
mereka istirahat setelah latihan, harimau berkata pada kucing. “Kucing guruku,
sudah cukup lama aku berlatih dan menjadi muridmu. Sekarang berilah aku ilmu
akhir atau pemutus.
“Harimau
muridku, untuk sekarang untuk belajar ilmu pemutus kau belum saat. Sebab kau
belum begitu menguasai beberapa ilmu.” Jelas kucing. Harimau yang memang tidak
sabar dan segerah ingin menyelesaikan belajar ilmu silat. Menjadi naik darah
mendengar penjelasan si kucing gurunya. Harimau menganggap kucing hanya
mengulur waktu serta meremehkan dirinya. “Kucing guruku, "ayolah segeralah
berikan aku ilmu akhir, jangan merendahkan aku.” Pinta harimau.
“Tidak bisa,
harimau karena akan membahayakan dirimu sendiri. Tunggulah dengan sabar dan
terus berlatih. Bilamana semua ilmu silat sudah kau kuasai dengan baik, barulah
aku ajarkan ilmu pemutus.” Jawab kucing dengan bijak. “ Guruuuuu.” Teriak
harimau dengan keras meminta permintaannya dituruti. Kucing tetap menggeleng.
Harimau menjadi marah dan menerkam ke arah kucing. Kucing dengan mudah
mengelak.
Harimau yang
termakan emosi dan merasa sangat direndahkan. Dia adalah raja hutan tidak ada
hewan yang meremehkan dirinya. Kembali harimau menerkam kucing dengan diikuti
auman keras. Secepat kilat kucing melompat keatas sebuah pohon dan terus naik
ke atas. Harimau mencoba naik mengejar kucing. Tapi karena tubuhnya berat dan
ilmunya belum sempurna, harimau tidak dapat naik cukup tinggi. Lalu harimau
berkata, dibawah pohon seraya mendongak ke atas pohon besar.
“Baiklah kalau
begitu, biar pun engkau adalah guru ku. Tetapi kau akan terus aku cari dan akan
aku buktikan kalau aku harimau yang perkasa.” Kata Harimau dengan angkuh.
Kucing menjawab dari atas pohon dengan tenang. “Kau tidak akan menemukan aku,
bahkan kotoranku saja tidak akan kau temui.”
Sejak saat
itu, harimau dan kucing tidak bersahabat lagi walau sebelumnya keduanya adalah
murid dan guru. Harimau pergi dengan kesombongannya ke hutan dan terus berjalan
di hutan-hutan, gunung dan lembah. Walau pembawaannya dengan kesombongan,
diam-diam harimau juga menyesal tidak mematuhi kucing gurunya. Kalau dia
sedikit lebih sabar, dia juga memiliki ilmu memanjat pohon seperti kucing.
Setelah harimau pergi kucing ke tepi sebuah kampung manusia. Dia tinggal disisi pemukiman manusia. Karena sifat kucing yang rama dan suka berburu tikus. Bentuk tubuh yang manis dan lucu, membuat beberapa warga kampung tertarik serta menyukainya. Kucing diajak tinggal dirumah mereka bersama istrinya. Sejak saat itu, kucing tinggal dengan manusia beserta anak keturunannya sampai sekarang. Saat membuang kotorannya, kucing selalu menggali tanah. Sehingga kotorannya tidak ditemui oleh harimau.
0 comments:
Posting Komentar