Sabtu, 04 September 2021

Cerita Rakyat Dari Brunei: Si Kancil Menghukum Harimau.

JURNAL APERO FUBLIC.-
Suatu hari seekor harimau sedang berburu di hutan. Dia sangat lapar. Bahkan, karena sangat lapar tanpa sadar dia berkata-kata sendiri dengan keras.
“Rasanya ingin sekali memakan kancil yang enak.” ujarnya. "Atau ular yang gemuk." Lanjutnya.
Sementara itu, kebetulan seekor kancil dan temannya si gajah berada di sekitar itu. Mereka mendengar apa yang dikatakan harimau dan memutuskan untuk bersembunyi darinya. Tiba-tiba, harimau itu jatuh ke dalam sebuah perangkap.
"Tolong!. tolong!. tolong." Teriak harimau. "Kalau ada yang mendengar, tolonglah saya!!." kata harimau dengan keras.
"Mari kita bantu harimau malang itu." Kata kancil.
“Apa tidak salah kita membantunya?.” tanya gajah. Bukankah tadi, kita baru saja mendengar apa yang dia ingin makan, untuk makan malamnya.”
"Oh ayolah." Kata kancil yang baik hati. Saat itu, seekor ular meluncur keluar dari semak-semak.
"Ada apa?." Dia bertanya.
"Itu harimau." Kancil menjelaskan. "Dia jatuh ke dalam jebakan, dan saya pikir kita harus membantunya." Kata Kancil.
Kemudian, begitulah yang mereka lakukan. Ular itu, bergantung di belalai gajah seperti tali. Sedangkan kancil memberi arahan, kemudian mereka menarik harimau keluar dari dalam perangkap.
“Terima kasih, teman-teman yang baik. Sangat panas di dalam jebakan itu, dan sekarang saya haus dan sangat lapar.” Kata Harimau. Setelah berkata-kata, harimau yang tidak tahu berterima kasih itu memakan ular yang baru saja membantunya, kemudian dia pergi masuk hutan.
Ular itu adalah teman baik gajah dan kancil, gajah sangat marah atas perbuatan harimau memakan ular. Gajah dan kancil memutuskan untuk memberi pelajaran untuk si harimau tidak tahu terima kasih.
*****
Untuk itu, hal pertama mereka menutupi perangkap dengan daun dan rerantingan. Kancil memberi tahu gajah apa yang harus diberitahukan kepada harimau: "Katakan padanya, kalau  Aku sudah mati dan jika dia ingin makanan gratis, dia bisa datang dan memakanku." Bisik kancil pada gajah. Segera gajah mencari harimau. Beberapa saat kemudian gajah menemukan harimua.
"Halo, sobat harimau." Sapa gajah. “Apa yang kau lakukan adalah hal yang tidak baik. Teman tidak saling memakan.” Kata gajah.
"Hal demikian biasa, karena kita harus bertahan untuk diri sendiri. Itu hukum rimba namanya.” Kata harimau ingin membenarkan perbuatannya yang memakan ular yang membantunya keluar dari dalam lubang jebakan.
"Yah, aku harap kau bahagia." Kata gajah. "Ngomong-ngomong, kamu membuat kancil ketakutan sehingga dia mati." Lanjut gajah.
"Ah, benarkah?." Kata harimau. “Maka ini adalah hari keberuntunganku. Dua kali makan! Bisakah kau menunjukkan di mana kancil mati itu berada?.” Tanya harimau.
“Oh, tentu saja.” Kata gajah. Gajah kemudian mengajak harimau itu kembali menuju tempat dimana perangkap berada di hutan.
*****
Beberapa saat kemudian tibalah mereka di dekat jebakan dimana harimau terjatuh sebelumnya. Saat itu, harimau melihat kancil. Dia tergantung terbalik diatas cabang pohon.
“Bagaimana kancil bisa naik ke sana?.” Tanya harimau yang terkejut.
"Oh, dia melompat ke pohon ketika kamu meraung." Kata gajah.
“Bagaimana aku bisa mendapatkan dia?.” Kata harimau.
"Bagaimana mungkin Aku mengetahuinya?." Kata gajah. Lalu dia berkata lagi. "Melompat, kurasa."
Harimau berpikir masuk akal pikirnya, lalu dia berjongkok untuk melompat. Kemudian dia mengaum lalu melompat ke arah kancil. Bersamaan harimau melompat,  kancil juga melompat menjauh. Terlambat, harimau tidak bisa mengelak lagi, dan dia kemudian jatu ke dalam perangkap semulah.
"Tolong, bantu aku keluar." Kata harimau dengan keras. "Apakah ini cara untuk memperlakukan teman?." Ujar harimau melanjutkan dengan kesalnya.
"Yah, kau harus mendapat pelajaran, agar kamu tidak egois, sombong dan jahat." Kata kancil, kemudia dia dan gajah pergi meninggalkan harimau di dalam jebakan, mereka berjalan ke hutan sambil tertawa.

Rewrite: Tim Apero Fublic.
Editor. Selita, S.Pd.
Tatagambar. Dadang Saputra.
Palembang, 4 September 2021.
Sumber: Irene-Anne Monteiro. More Favourite Stories From Borneo. Rosda Jayaputra: Departemen Pendidikan dan Kebudayaan, 1986. (H. 1-2).

Sy. Apero Fublic

0 comments:

Posting Komentar