Pada
suatu hari akal jahat Datu itu dia jalankan. Datu itu mendatangi rumah keduanya
dan pura-pura meminta air minum. Saat mengambil air minum ternyata air minum
telah habis. Maka dimintalah Biuqbiuq mengambil air. Biuqbiuq mengambil air
dengan perian bambu. Pada bagian bawa perian bambu dilobangi oleh datu jahat
itu. Sehingga Biuqbiuq menjadi lama di sumur karena perian bambunya tidak
penuh-penuh. Saat Biuqbiuq pulang ke rumah ternyata kakaknya Lolotabang telah
dilarikan oleh Datu jahat itu. Menyadari itu, Biuqbiuq mencari jejak kaki kuda
Datu jahat itu. Dia menemukannya dan mengikuti dari belakang.
Di
sepanjang perjalanan Lolotabang mengunya sirih. Lalu ampas siri dan pinang yang
dia kunya dikumpulkannya pada kulit pisang. Kemudian dia lemparkan di jalanan,
Biuqbiuq menemukan kulit pisang itu lalu dia makan dan dia tahu itu jejak dari
kakaknya. Datu yang menculik Lolotabang tiba di di rumahnya. Datu itu
menyembunyikan Lolotabang di dalam rumah panggung miliknya. Biuqbiuq tidak di
izinkan tinggal di rumahnya. Sehingga Biuqbiuq tinggal di bawah rumah saja.
Jika Lolotabang sedang makan dia selalu menjatuhkan nasi ke bawah rumah melalui
lubang-lubang papan lantai. Kalau Lolotabang sedang tidur dia menjulurkan
rambutnya yang panjang sambil menangis. Air matanya yang mengalir melalui rambut
menjadi minuman Biuqbiuq.
Karena
sudah cukup lama menunggu dan tidak kunjung diajak ke rumah oleh suami sekaligus
penculik kakaknya. Biuqbiuq meminta izin pada kakaknya untuk kembali pulang ke
rumahnya. Sebelum berangkat kembali pulang ke rumah mereka. Biuqbiuq menanam
sebatang pohon pisang. Sebelum pergi biuqbiuq berkata pada kakaknya.
“Kak,
saya akan pulang kembali ke rumah kita yang telah ditinggal. Lihatlah pohon
pisang yang saya tanam. Kalau pohon pisang itu layu, pertanda Aku sedang sakit.
Kalau pohon pisang itu mati, berarti Aku sudah meninggal dunia.” Kata Biuqbiuq.
Beberapa
waktu kemudian Lolotabang melihat pohon pisang yang ditanam adiknya tampak
layu. Itu berarti adiknya sedang sakit keras sendirian di rumah mereka.
Beberapa hari kemudian batang pisang itu pun mati. Hal itu berarti adiknya
telah meninggal dunia. Lolotabang bertambah sedih Datu yang memperistrinya
tidak mengizinkan dia menjenguk adiknya yang mungkin telah meninggal dunia.
Beberapa
waktu kemudian Lolotabang mendengar tentang ada sebuah lubuk di sebuah sungai
yang sangat dalam. Menurut kepercayaan orang-orang lubuk yang dalam itu
memiliki kekuatan ajaib. Semisal orang yang sedang sakit mandi di lubuk itu,
dia akan sembuh. Jika dia orang yang penuh kesedihan dan penderitaan hidup dia
akan menjadi lupa tentang kesedihan dan penderitaannya. Lolotabang kemudian
meminta diizinkan untuk mandi di sungai pada lubuk itu. Datu yang
memperistrinya mengizinkan dan dia ditandu pergi ke sungai.
Setibanya
di sungai tepat pada lubuk yang sangat dalam itu. Lolotabang meminta para
pengusung dan pengiringnya untuk menjauh. Semua menjauh, kemudian Lolotabang
langsung melompat ke dalam lubuk ajaib itu. Setelah melompat lama sekali dia
tidak muncul-muncul ke permukaan. Sehingga para pengiringnya pergi pulang
melaporkan pada datu.
Sementara
itu, Lolotabang terus menerus menyelam ke dalam lubuk sampai ke dasarnya.
Sampai di dasarnya dia berjumpa dengan penunggu sungai, Dewa Sungai. Dewa
Sungai itu berbentuk seekor kuda. Melihat Lolotabang yang sangat cantik dan masih
sangat muda. Dewa Sungai itu tertarik padanya dan ingin memperistrinya.
“Aku
akan menikahimu, wahai wanita cantik.” Kata Dewa Sungai itu.
“Aku
bersedia, tapi ada syaratnya. Kau harus mengizinkan Aku merawat adikku.” Kata
Lolotabang.
“Baiklah,
kalau itu syaratnya.” Ujar Dewa Sungai. Kemudian Lolotabang menceritakan
tentang kehidupannya yang sudah menjadi yatim piatu bersama adiknya. Kemudian
dia dilarikan oleh seorang Datu jahat dan dia berpisah dengan adiknya yang
masih anak-anak. Dia juga menceritakan perlakuan Datu yang jahat itu pada
adiknya dan datu itu juga mengurungnya di rumah. Kemudian Lolotabang dan Dewa
Sungai itu berengang ke permukaan dan melompat ke daratan. Tiba di daratan Dewa
Sungai itu berubah wujud menjadi seorang pemuda yang gagah dan tampan. Dia
memiliki sebuah tongkat yang memiliki kekuatan ajaib. Keduanya kemudian menikah
secara sah menurut hukum adat.
Keduanya
kemudian pergi ke rumah Lolotabang. Tiba di rumahnya Lolotabang menjumpai
adiknya benar-benar telah meninggal dunia. Betapa sedih dan pilu hati
Lolotabang melihat keadaan adiknya yang sangat menderita. Suami yang sah
kemudian meminta Lolotabang memasak bubur. Setelah masak, bubur itu oleh suami
sahnya dia teteskan di mulut adiknya. Dengan kehendak yang mahakuasa adik
Lolotabang kembali hidup lagi. Lolotabang menjadi sangat bahagia dan menangis
haru.
Tiba-tiba di halaman rumah terdengar suara kuda berhenti. Ternyata yang datang adalah datu yang menculiknya dan menjadikannya istri secara paksa. Melihat itu, suami sah Lolotabang tidak memberi kesempatan datu yang jahat itu kembali mengganggu Lolotabang. Dia melompat ke luar rumah, lalu melompat ke atas atap rumah. Dari atap rumah dia mengarahkan tongkatnya yang punya kekuatan ajaib. Kekuatan ajaib itu menyambar tubuh datu jahat itu, dan dia mati seketika. Sejak saat itu, Lolotabang, Biuqbiuq dan suami kakaknya tinggal di rumah mereka. Mereka pun hidup bahagia dan saling menjaga.
Rewrite:
Tim Apero Fublic
Editor.
Ahmad Reni, E.
Palembang,
24 Mei 2022.
Sumber:
Muhammad Sikki, Dkk. Struktur Sastra Lisan Toraja. Jakarta: Departemen
Pendidikan dan Kebudayaan, 1986
Sy. Apero Fublic
0 comments:
Posting Komentar