e-Jurnal Sastra Apero Fublic adalah jurnal kesusastraan yang dimiliki oleh Apero Fublic Sebagai Laman Publikasi Dunia Sastra.

Syarce

Syarce adalah singkatan dari syair cerita. Syair cerita bentuk penggabungan cerita dan syair sehingga pembaca dapat mengerti makna dan maksud dari isi syair.

Apero Mart

Apero Mart adalah tokoh online dan ofline yang menyediakan semua kebutuhan. Dari produk kesehatan, produk kosmetik, fashion, sembako, elektronik, perhiasan, buku-buku, dan sebagainya.

Apero Book

Apero Book adalah sebuah perusahaan yang bergerak dalam bidang distribusi semua jenis buku. Buku fiksi, non fiksi, buku tulis. Selain itu juga menyediakan jasa konsultasi dalam pembelian buku yang terkait dengan penelitian ilmiah.

Apero Popularity

Apero Popularity adalah layanan jasa untuk mempolerkan usaha, bisnis, dan figur. Membantu karir jalan karir anda menuju kepopuleran nomor satu.

@Kisahku

@Kisahku adalah bentuk karya tulis yang memuat tentang kisah-kisah disekitar kita. Seperti kisah nyata, kisah fiksi, kisah hidayah, persahabatan, kisah cinta, kisah masa kecil, dan sebagaginya.

Surat Kita

Surat Kita adalah suatu metode berkirim surat tanpa alamat dan tujuan. Surat Kita bentuk sastra yang menjelaskan suatu pokok permasalaan tanpa harus berkata pada sesiapapun tapi diterima siapa saja.

Sastra Kita

Sastra Kita adalah kolom penghimpun sastra-sastra yang dilahirkan oleh masyarakat. Sastra kita istilah baru untuk menamakan dengan sastra rakyat. Sastra Kita juga bagian dari sastra yang ditulis oleh masyakat awam sastra.

Apero Gift

Apero Gift adalah perusahaan yang menyediakan semua jenis hadia atau sovenir. Seperti hadia pernikahan, hadia ulang tahun, hadiah persahabatan, menyediakan sovenir wisata dan sebagainya. Melayani secara online dan ofline.

Selasa, 26 Januari 2021

Mengenal Lelakaq: Pantun Berbahasa Melayu Sasak.

Jurnal Apero Fublic.- Kita bangsa Melayu tentu mengenal sastra lisan pantun, yang sudah di akui oleh Unesco sebagai warisan budaya Indonesia dan Malaysia. Begitu juga dengan Brunai Darussalam dan beberapa kawasan lain yang didiami oleh orang Melayu.

Seperti di Pilifina Selatan, Melayu Patani di Thailand dan lainnya. Sasak nama kelompok masyarakat yang mendiami Pulau Lombok, di Provinsi Nusa Tenggara Barat. Pantun berbahasa daerah Sasak sama dengan pantun pada umumnya, terdiri dari empat baris kalimat.

Dua sampiran pada kalimat satu dan dua. Dua kalimat isi pada kalimat ke tiga dan ke empat. Fungsi lelakaq atau pantun berbahasa daerah Sasak, untuk hiburan dan nasihat. Pemuda dan Pemudi juga suka bebalas lelakaq, atau pantun berbalas secara umum dikenal di Indonesia. Ada beberapa bagian lelakaq dalam masyarakat Melayu Sasak.

1.Lelakaq Jenaka (Pantun Jenaka).
Lamun kencili lantong tali. (Kalau burung kencili membawa tali).
Kelak kelor sintung tumpah. (Rebus kelor hanya untuk tumpah).
Ndaq sili inaq rari. (Jangan marah bibi).
Nyelemorang ate susah. (menghibur hati susa).
 
2.Lelakaq Nyaoke (Pantun Pengabdian).
Pantun ini berisi pernyataan seseorang untuk mengabdi pada raja.
Emben paoq emben gule (Dimana mangga dimana gula).
Paoq amplem manis mateng (Mangga mampelam manis matang).
Embe taoq kaji ngaule (di mana tempat hamba mengabdi).
Mule tulen tgedeng raden (sudah pasti di istana).

3.Lelakak Asmara (Pantun Cinta).
Pantun ini sangat disukai oleh pemuda dan pemudi. Isi lelakaq atau isi pantun tentang kasih sayang dan percandaan.

Jejojoq daan Baleka (Jelojok barat Baleka).
Sabuk Bali bekantong dua (Ikat pinggang Bali bersaku dua).
Beciq Lomboq langanku seda (Tinggi ramping menawan saya).
Sanggup kaji angantong sida (sanggup saya mengantar Anda).
 
Ijuk malaq daun kere (Ijuk bambu daun lontar).
Dang bangent sekeroro (Ketan kukus sebakul).
Ndeqku bengaq ariq ndeq mele (Saya tidak heran adik tidak mau).
Ndeq araq bangket taoq ngaro (Tidak ada sawah tempat menanam padi).

4.Lelakak Pepija (Pantun Teka-Teki).
Pantun teka-teki sangat digemari oleh masyarakat, terutama pemuda dan pemudi. Isi pantun menceritakan percandaan yang menghibur, lucu, atau membuat tawa. Pepija adalah nama tradisi masyarakat Sasak pada malam memasak nasi pada acara pernikahan. Biasanya yang memasak nasi atau mengukus nasi adalah para pemuda dan pemudi.

Selebung Batu Beleq (Selebung Batu Beleq).
Uah kedung gin ta kumbeq (Sudah terlanjur akan kita apakan).
Buaq ara-ara (Buah ara-ara).
Selek bewena (Patah cabangnya).
Dedara-dedara (Gadis-gadis).
Lowek telena (Becek kelaminnya).
Tongko Labuan (Bangau di Labuan).
Dento nakaruan (Kelak baru jelas).

5.Lelakaq Tuduh.
Lelakaq Tuduh atau Pantun Ungkapan Perasaan yang biasanya berisi ratapan atau ungkapan rasa sedih seseorang.

Selebung Batu beleq (Selebung Batu Beleq).
Pengorong baku bawi (Pinggir kali tempat Bibi).
Uah kedung gin ke kumbeq (Sudah terlanjur akan diapakan).
Tesorong isiq janji (Didorong oleh janji).
Ijuk malaq daun kere (Ijuk bambu daun lontar).
Dang banget sekararo ndeqku bengaq (Ketan kukus sebakul).
Ariq ndeq mele (Saya tidak heran adik tidak mau).
Ndeq araq bangket taoq ngaro (Tidak ada sawah tempat menanm padi).
 
6. Lelakaq Sindiran atau Pantun Sindiran
Lelakaq Sindiran atau Pantun Sindiran berfungsi untuk nasihat. Dengan harapan saat mendengar isi pantun orang-orang akan mengerti atas kesalahannya.

Sejejai undal tune (Setempurung kulit ari ikan tuna).
Sejebung daon sine (Segenggam daun sine).
Sai epen kembang terune (Siapa punya kembang teruna silahkan).
Silaq dekung jari bineq (Cangkok jadi bibit).

7.Lelakaq Agama atau Pantun Agama
Pantun ini berisi tentang ajaran agama dan nasihat-nasihat yang sesuai dengan agama Islam. Ilmu-ilmu agama disampaikan melalui pantun sehingga menjadi mudah menyampaikan dan diingat oleh orang-orang. Masyarakat Melayu Sasak mayoritas beragama Islam.

Daon waru jari lelayang (Daun waru jadi layang-layangan).
Bau paku sedin erat (petik paku pinggir parit).
Pacu-pacu gaweq sembahyang (Rajin-rajin mengajarkan sembahyang).
Jari sango leq aherat (Jadi bekal di akhirat).

Demikianlah penjelasan tentang lelakaq atau pantun berbahasa Melayu Sasak di Lombok, Provinsi Nusa Tenggara Barat. Sumber dikutip dari buku berjudul Sastra Lisan Sasak yang diterbitkan oleh Departemen Pendidikan dan Kebudayaan, Jakarta 1987.

Buku disusun oleh Shaleh Saidi, Nazir Thoir, I Gusti Nugrah Bagus, I Ketut Asa Kartika, Maria Gorethy Nie Nie. Buku dapat dijumpai di Perpustakaan Daerah atau Perpustakaan Pusat.

Rewrite. Tim Apero Fublic.
Editor. Desti, S.Sos.
Tatafoto. Dadang Saputra.
Palembang, 26 Januari 2021.

Sy. Apero Fublic.

Legenda: Datu Aca dan Datun Began

Jurnal Apero Fublic.- Pada suatu masa, hiduplah seorang Datu atau Raja bertahta di Tundung sebelah selatan desa Sukadana. Datu Aca suka berladang di kaki gunung Sawia di sekitar Desa Sukadana. Datu Aca menanam berbagai macam tanaman, seperti labu, sondaq, jagung dan ubi. Saat tanaman mulai berbuah, dan ubi mulai berisi Datu Aca membuat sebuah dangau yang bagus untuk menjaga ladangnya.

Pada suatu malam sedang tidur di dangaunya. Datu Aca bermimpi basah, dia didatangi seorang perempuan. Air mimpi basahnya jatuh ke tempurung tergeletak di bawah dangaunya. Atas kehendak Tuhan air mimpi basah diminum oleh Datun Tikus atau Ratu Tikus. Setelah meminum air mimpi basah itu, Datun Tikus hamil. Atas kehendak Tuhan beberapa waktu kemudian Datun Tikus melahirkan anak perempuan berparas cantik sekali.

Oleh Datun Tikus anak perempuannya dia bawa ke tengah ladang diantara tanaman, labu, sondaq, ubi dan jagung. Kalau siang Datun Tikus membawa anak perembuannya ke hutan dan malam harinya kembali lagi ke tengah ladang Datu Aca. Dalam waktu lama keberadaan anak Datun Tikus tidak diketahui oleh siapa pun. Enam tahun kemudian, suatu malam Datu Aca berkeliling ladangnya. Saat dia tiba diantara tanaman labunya dia menemukan anak perempuan Datun Tikus dan Datun Tikus.

Datu Aca berhasil menangkap anak perempuan Datun Tikus. Sedangkan Datun Tikus berhasil meloloskan diri. Oleh Datu Aca anak Datun Tikus dia bawa ke dangaunya. Kemudian dia rawat, diberikan makan dan pakaian yang bagus dan indah. Setiap malam Datun Tikus mengunjungi anak perempuannya di dangau, tanpa sepengetahuan Datu Aca. Datu Aca juga tidak tahu kalau anak perempuan yang dia rawat beribukan Tikus.

Waktu berlalu, anak Datun Tikus tumbuh dewasa dan menjadi gadis yang cantik. Kemudian dijadikan Datu Aca sebagai permaisurinya. Beberapa bulan kemudian dia ngidam dan hamil. Sembilan bulan kemudian melahirkan seorang anak perempuan. Raja Aca membuat ayunan untuk anaknya. Seperti biasa, setiap hari Datu Aca pergi ke ladangnya.

Sementara Datun Tikus yang menjadi neneknya juga selalu datang mengunjungi, menjaga dan menunggui anak Datu Aca di buayan. Istri Datu Aca membiarkan Datun Tikus bermain dan menungui anaknya. Karena dia tahu tikus itu adalah ibunya, berarti nenek anaknya. Sementara Datu Aca tidak mengetahui kalau mertuanya adalah seekor tikus.

Suatu hari, istri Datu Aca pergi ke sungai untuk mencuci. Kebetulan hari itu, Datu Aca tidak pergi ke ladang. Dia menjaga ayunan anaknya. Saat itu, Tikus ibu istri Datu Aca datang dan dia melompat masuk kedalam ayunan anak Datu Aca.

Datu Aca melihatnya, tentu saja Datu Aca sebagai manusia khawatir melihat anaknya didekati tikus. Datu Aca kemudian mendatangi dan mengusir tikus itu, lalu dia pukul dengan kkayu dan mati. Oleh Datu Aca bangkai tikus dia buang ke jurang Montong Tudung, di sebelah selatan Desa Sukadana.

Datu Aca menceritakan tentang kejadian itu pada istrinya. Membuat istrinya sangat sedih, tapi dia tidak memperlihatkannya. Dia malu untuk menceritakan beribukan tikus dan juga hal tidak masuk akal manusia. Istri Datu Aca menjadi sering pergi ke sungai. Diam-diam dia pergi mencari bangkai ibunya di Jurang dan menemukannya. Istri Datu Aca meratapi dan menangis pilu. Hampir setiap hari dia datang untuk meratapi kematian ibunya.

“Aduhhh. Kalau ibu manusia yang mati ramai suara alu menumbuk padi. Kalau ibu saya yang mati sunyi senyap seperti jarum besi.” Kata ratapan istri Datu Aca. Begitulah setiap hari, berulang-ulang. Kalau pergi ke sungai tidak pernah cepat pulang karena dia mendatangi bangkai tikus ibunya dan meratapi. Saat Datu Aca memperhatikan wajahnya, tampak sekali raut wajah orang yang baru saja menangis.

Tingkah istrinya yang aneh tersebut membuat Datu Aca berpikir-pikir. “Ada apa dengan istriku, setiap pergi ke sungai tidak pernah cepat pulang seperti biasanya. Sementara wajahnya seperti baru saja menangis.” Kata hati Datu Aca.

Keesokan harinya istri Datu Aca pergi ke sungai seperti biasa. Datu Aca kemudian diam-diam mengikuti istrinya dari jauh. Untuk mencari tahu apa yang sebenarnya terjadi. Sampai di jurang dimana menemukan bangkai ibunya. Kembali istri Datu Aca meratapi kematian ibunya. Dia mengusap bangkai tikus ibunya sambil menangis dan meratap. Kata-kata yang dia ucapkan seperti biasa dia ucapkan lagi.

Datu Aca mendatangi, istrinya terkejut melihatnya. Tapi kemudian dia menceritakan semuanya sehingga Datu Aca mengerti. “Hamba menangisi bangkai tikus ini, karena tikus ini adalah ibuku.” Jelas istri Datu Aca. Datu Aca kemudian berkata pada istrinya.

“Kalau demikian adanya, Adinda. Jangan susah dan bersedih akan perkara ini. Kita kuburkan ibumu dan kita upacarai juga.” Kata Datu Aca dan istrinya setuju. Keesokan harinya mulai bersiap-siap dan kemudian menguburkan Datun Tikus atau mertua Datu Aca dengan meriah dan besar-besaran. Sejak saat itu, semua orang mengetahui cerita tentang Datun Began atau Ratu Tikus di Bumi Sasak atau di Pulau Lombok.

Dengan demikian, kalau banyak hama tikus merusak tanaman padi di sawah. Pemilik sawah akan pergi ke kuburan Datun Tikus (Datun Began)  dan ke kuburan Datu Aca (Raja Aca) di Jurang Tundung membawa; bubur lima warna dan jajan renggi, beras digongseng, gulah merah, dan ketupat nasi. Bawaan adalah syarat untuk mengambil air di kuburan Datun Tikus (Datun Began). Kemudian air digunakan untuk memupuk atau menyiram padi. Setelah itu, insyaa Allah padi tidak lagi diganggu oleh tikus.

Rewrite. Tim Apero Fublic
Editor. Desti, S.Sos.
Tatafoto. Dadang Saputra.
Palembang, 26 Januari 2021.
Sumber: Sahleh Saidi, Dkk. Sastra Lisan Sasak. Jakarta: Departemen Pendidikan dan Kebudayaan, 1987.

Sy. Apero Fublic.

Mengenal Basa Beciq: Mantra Milik Masyarakat Melayu Sasak


Jurnal Apero Fublic.- Basa Beciq atau mantra dalam Bahasa Indonesia. Keberadaan mantra pada masyarakat Nusantara atau Indonesia tentu tidak asing bagi kita semua. Hampir di setiap daerah ada kesastraan mantra yang dimiliki masyarakatnya pada zaman dulu.

Mantra adalah kata-kata yang disusun secara tertentu dan dipercaya memiliki kekuatan gaib atau dapat memberikan dampak secara ajaib sesuai kehendak pemiliknya. Mantra diwariskan secara turun temurun oleh pemiliknya. Atau bagi yang cerdik dapat menciptakan sendiri mantra mereka.

Mantra adalah kata-kata yang disusun secara tertentu dan dipercaya memiliki kekuatan gaib atau dapat memberikan dampak secara ajaib sesuai kehendak pemiliknya. Mantra diwariskan secara turun temurun oleh pemiliknya. Atau bagi yang cerdik dapat menciptakan sendiri mantra mereka.

Mantra pada zaman dahulu sangat dipercaya oleh masyarakat yang masih dalam lingkup pemikiran yang belum rasional. Kekuatan gaib dan keajaiban adalah jawaban yang masih diharapkan oleh masyarakat pada waktu itu.

Keterbatasan pengetahuan dan keterbatasan teknologi membuat mantra salah satu cara dalam mengatasi semua keinginan mereka. Pada masyarakat Melayu Sasak basa beciq atau mantra terdiri dari beberapa bagian, pertama jejampian, kedua puji, ketiga senggeger, dan keempat begik.

1.Jejampi
Basa beciq jejampi atau mantra jampi adalah jenis mantra untuk pengobatan. Maka pemiliknya biasanya dukun. Pada zaman dulu semua hal-hal berkaitan dengan sebab siluman yang membuat manusia sakit. Atau juga sebab lain, tapi jampi-jampi dapat mengatasinya sebab kekuatan ajaib mantra akan mengobati penyakit tersebut. Berikut contoh basa beciq jejampi atau matra jampi.

Bismillahhirrahmanirrahim.
Pincuk beleq pincuq beciq (Penusuk besar penusuk kecil).
Ijuk talina (ijuk talinya).
Mintuk beleq mintuk beciq (Mencret besar mencret kecil).
Entut jarina (Kentut jadinya).

2. Puji
Basa beciq puji atau mantra puji adalah jenis mantra yang digunakan untuk kehebatan seseorang. Mantra puji hanya dimiliki oleh orang-orang tertentu. Mantra puji dipercaya memiliki kekuatan luar biasa, seperti mantra agar dapat menghilang, merubah diri menjadi sesuatu, menangkal pencurian atau membuat kebal senjata. Mantra puji sulit untuk ditelusuri karena menjadi rahasia pemiliknya. Berikut contoh mantra puji untuk kekebalan tubuh dari senjata tajam.

Bismillahhirrahmanirrahim.
Allah jari payungku (Allah menjadi payungku).
Nabi Muhammad tetunjangku (Nabi Muhammad tongkatku).
Allah kunciku (Allah kunciku).
Nabi Muhammad kunciku (Nabi Muhammad kunciku).
Apan aku ngunci badanku (Supaya aku mengunci badanku).
Berkat lailahailallah (Berkat lailahaillah).
Muhammadarrosulullah (Muhammadrasulullah).

3. Senggeger
Basa beciq senggeger atau mantra pengasih adalah jenis mantra yang disukai oleh pemuda-pemudi. Atau orang tertentu untuk membuat orang menyukainya atau mencintainya. Seumpama seorang gadis atau seorang pemuda memiliki perasaan biasa saja. Kemudian yang menyukai mereka menggunakan basa beciq senggeger atau mantra pengasih. Kemudian membuat orang tersebut menjadi menyukainya atau mencintainya.

Bismillahhirrahmanirrahim.
Embokku aiq segara (Napasku air laut).
Engsurarat, ayo gelis marensun (Engsurarat, ayo cepat).
Gega geger (Marensun tega geger).
Teka nangis (Sampai Menangis).
Aku lepas senggeger Singasih-asih (Aku lepas senggeger pembuat cinta).
Awas kamu (Awas kamu).
No aren ...... (Itu nama ...... (Sebutkan nama orang yang dimaksud).
Jelukuk burare ketok (Bernama naga buntung).
Lepaq lembain 3x (Rebus bayam 3x). Kata terakhir ini dibaca tiga kali.

4.Begik
Basa Beciq Begik atau mantra hitam adalah jenis mantra untuk berbuat sesuatu yang tidak baik pada seseorang. Jenis mantra begik digunakan untuk membuat orang sakit, misalnya sakit perut, muntah dara, mulut mencong atau lumpuh. Selain itu, digunakan untuk memisahkan sepasang kekasih atau suami istri disebut begik senggediq.

Bahkan ada juga begik untuk membunuh orang secara halus. Karena masyarakat percaya baik dan buruk yang terjadi karena izin Tuhan maka walau mantra dengan niat buruk tetap menyebut nama Allah dan Rasulullah, Berikut contoh senggediq untuk memutus cinta sepasang kekasih.

Bismillahhirrahmanirrahim. (basmallah)
Keb bumi keb langit (Keb bumi keb langit).
Gedong simpet pepet kunyakep (Gedung tertutup rapat menyekap).
Aten ...... leq ...... (Hati .... Pada ......). Menyebut nama orang yang dimaksud.
Berkat lailahaillallah Muhammadrasulullah.

Mantra tersebut dibaca tiga kali setiap akan tidur dan setiap selesai shalat magrib. Sumber dikutip dari buku berjudul Sastra Lisan Sasak. Diterbitkan oleh Departemen Pendidikan dan Kebudayaan, di Jakarta tahun 1987. Disusun oleh Shaleh Saidi, Nazir Thoir, I Gusti Nugrah Bagus, I Ketut Asa Kartika, dan Maria Gorethy Nie Nie.

Rewrite. Tim Apero Fublic
Editor. Selita, S.Pd.
Tatafoto. Dadang Saputra.
Palembang, 26 Januari 2021.

Sy. Apero Fublic

Sabtu, 23 Januari 2021

Kesastraan Sasak: Hikayat Mengapa Pulau Lombok Tidak Ada Harimau

Jurnal Sastra Apero Fublic. Hikayat ini diceritakan oleh orang-orang tua di Pulau Lombok, Melayu Sasak. Ada sebuah sawah yang terletak di pinggir hutan. Pemilik sawah baru saja selesai membajak sawahnya dengan menggunakan tenaga dua ekor sapi miliknya, yang gemuk dan besar. Pemilik sawah beristirahat di dangau atau pondok ditengah sawahnya. Dua ekor sapi dia tambatkan di antara sawah dan hutan. Palang kayu bajakan sawah tidak dilepas pemiliknya dan tali mengikat di hidung sapi. Jarak dangau dan tempat sapi beristirahat itu sekitar sepelemparan saja.

Kedua sapi beristirahat di teduhnya bayangan pohon dan sejuknya suasana. Tidak lama seekor Harimau jantan yang besar dan kuat lewat di dekat kedua sapi bajak sawah itu. Harimau itu adalah Raja Harimau di Bumi Sasak atau Pulau Lombok. Melihat keadaan sapi itu, Harimau bertanya. “Mengapa kamu begini, hai sapi. Hidungmu di tusuk dan lehermu di palang dengan kayu. Siapa gerangan yang dapat memperlakukan kamu seperti itu. Padahal kalian berdua dan kuat-kuat.” Kata si Harimau.

“Yang memperlakukan kami seperti ini, si manusia Harimau, kami tidak mampu melawannya.” Jawab sapi betina.

“Bagaimanakah rupa manusia itu, besar atau kecil?.” Tanya Raja Harimau penasaran.

“Manusia itu tidak besar, badannya kecil tapi akalnya banyak sekali.” Jawab sapi Jantan.

“Oh begitu, tetapi mengapa kalian bisa dikalahkannya, padahal badan manusia kecil. Kalian injak-injak saja dia, atau kalian tanduk saja dengan tanduk kalian yang tajam itu. Kalian berdua memang tidak becus. Badan kalian saja yang besar-besar. Ibarat pepatah, Besar-besar ubi.” Kata Harimau meremehkan. Besar-besar ubi berarti besar tapi tidak ada tenaga dan tidak berguna. Lalu Harimau melanjutkan kata-katanya.

“Mana mungkin saya tidak bisa mengalahkannya. Saya adalah Raja Harimau, harimau terkuat di Bumi Sasak ini. Mana dia, suruh dia ke sini, ingin sekali saya melihat rupanya.” Ujar Raja Harimau.

“Yah, tunggu saja. Nanti dia kesini. Tuan kami sedang beristirahat di dangau. Tidak perlu dipanggil.” Jawab sapi jantan.

Harimau menunggu, tidak lama kemudian datanglah pemilik sapi itu. Dia melihat ada seekor harimau besar. Di dalam hati pemilik sapi dia gentar dan takut. Tapi dia tidak memperlihatkannya, tenang dan terus berjalan mendekati Harimau dan kedua sapinya. Setelah dekat, Raja Harimau langsung bertanya padanya.

“Nah, sekarang bertemu kita wahai manusia, akan aku bunuh kamu.” Kata Raja Harimau dengan memperlihatkan gigi tajamnya.

“Saya bukan Manusia, yang namanya Manusia rupanya lain. Kalau saya ini, si Manusen namanya.” Jawab pemilik sapi.

“Kalau begitu, dimana tempat si manusia itu. Ingin saya melihat rupanya.” Kata Raja Harimau.

“Kalau kau ingin melihat rupa Manusia, nanti saya panggilkan. Oleh karena Manusia sangat takut dengan Harimau, sudah barang tentu dia tidak berani datang seandainya kamu tidak dibelenggu. Jadi sekarang, kalau kamu betul-betul ingin melihat si Manusia, maukah kamu saya belenggu terlebih dahulu.” Kata pemilik sapi. Harimau setuju untuk di belenggu atau diikat tubuhnya. Kemudian Manusen mencari tali untuk mengikat Harimau. Dia mengikat empat kaki Harimau dengan kuat. Kemudian dia meminta Harimau untuk berontak kuat-kuat. Sekali berontak saja tali di kakinya putus.

“Tidak berani Manusia mendekati kamu, Harimau. Sebaiknya kamu saya belenggu dengan tali dari bambu, agar kuat. Harimau setuju dan dia menunggu. Manusen menebang sebatang bambu dan membuat tali. Kemudian dia mengikat keempat kaki Harimau dengan kuat. Setelah selesai, Manusen meminta Harimau kembali meronta kuat-kuat. Tapi beberapa kali Harimau merontak, kembali tali pengikat Harimau putus.

“Harimau, manusia benar-benar tidak akan mau mendekati kamu. Sebab mereka takut padamu. Tali apa saja mengikat kamu, putus.” Kata Manusen.

“Jangan begitu, Manusen. Ingin sekali Aku melihat rupa manusia itu. Karena itu, pergilah kamu mencari lantan macam. Hanya lantan macan yang sanggup memebelengguku, dan tidak akan putus.” Jelas Harimau. Lantan macan nama sejenis tumbuhan merambat yang digunakan untuk mengikat, akar. Pergilah si Manusen mencari lantan macan untuk mengikat Harimau. Tidak lama kemudian dia kembali dan mengikat kaki Harimau dan juga melilit tubuh Harimau. Kali ini, selain ikatannya kuat, juga di perbanyak.

“Harimau, sekarang coba kau kembali meronta-ronta sekuatnya.” Kata si Manusen. Harimau meronta sekuat-kuatnya dan ikatan dari lantan macam tidak putus. Tapi si Manusen tidak langsung percaya dai kemudian berkata. “Kau rupanya tidak mengeluarkan semua tenagamu dalam meronta tadi?.” Tanya si Manusen.

“Saya bersungguh-sungguh, saya juga berani bersumpa.” Kata Raja Harimau bersungguh-sungguh dan dia tidak berbohong.

“Baiklah. Kalau begitu hai Harimau. Sekarang bolehlah kamu melihat rupa manusia yang badannya kecil, dan banyak sekali akalnya. Tidak dapat dikalahkan oleh makhluk apa saja. Jangan kau terkejut, sebab Aku inilah si Manusia itu. Kamu puaslah dahulu melihat saya, sebelum kau saya bunuh. Kata si Manusen atau si Pemilik Sapi.

“Wahai manusia, janganlah kamu membunuh saya. Saya memohon ampun padamu.” Kata Harimau ketakutan dan dia baru sadar mengapa sapi-sapi itu tidak dapat mengalahkan manusia.

“Ya, saya tidak akan membunuhmu, tapi ada syaratnya.” Kata si Manusen.

“Apa syaratnya.” Tanya Raja Harimau.

“Syaratnya, mulai besok kau kumpulkan semua harimau di Bumi Sasak ini. Satu pun tidak boleh ada yang tertinggal. Kemudian kamu ajak semuanya pergi meninggalkan Bumi Sasak.” Kata si Manusen. Syarat itu diterima oleh Harimau. Kemudian si Manusen membuka ikatan pada tubuh Harimau. Harimau pergi ke dalam hutan. Kemudian dia mengumpulkan semua harimau yang ada di Bumi Sasak atau Pulau Lombok.

Beberapa hari kemudian, di sebuah pagi hari. Kawanan harimau berbaris di pesisir pantai Pulau Lombok. Manusen dan kedua sapinya memperhatikan kawanan harimau itu. Raja Harimau Pulau Lombok kemudian memerintahkan semua rakyat harimau untuk pergi meninggalkan Pulau Lombok atau Bumi Sasak. Mereka berenang ke tengah laut ke arah Barat Nusantara. Begitulah ceritanya, mengapa di Pulau Lombok tidak ada harimau.

Rewrite. Tim Apero Fublic.
Editor. Selita, S.Pd.
Tatafoto. Dadang Saputra.
Palembang, 24 Januari 2021.
Sumber: Shaleh Saidi. Sastra Lisan Sasak. Jakarta: Departemen Pendidikan dan Kebudayaan, 1987.

Sy. Apero Fublic.