Beberapa hari
kemudian waktu perlombaan tiba. Keduanya bersiap-siap di garis yang ditentukan.
Lintah telah merencanakan sebelumnya. Dia sengaja berdiri di dekat kaki kerbau.
Sehingga saat kerbau mulai berlari dia langsung menempel di kaki kerbau. Lintah
juga menghisap darah kerbau selama kerbau berlari. Kerbau berlari kencang
sekali dan terus berlari sampai garis pinis. Untuk itu, kerbau selalu memanggil
lintah untuk mengetahui posisi lintah dan siapa yang menang.
“Lintah,
dimana posisimu?.” Panggil kerbau.
“Dari tadi
saya menunggu disini, di garis pinis di dekat kakimu.” Jawab Lintah.
Kerbau
terkejut, dia tidak menyangkah kalau lintah sudah digaris pinis. Kerbau kembali
memutuskan untuk berlari kembali. Sedangkan lintah langsung menempel di kaki
kerbau. Berulang-ulang kerbau berlari demikian. Setiap kali dia memanggil
lintah di garis pinis. Lintah menjawab. Membuat kerbau panik dan terus berlari
lagi. Dia bernafsu sekali ingin mengalahkan lintah. Kerbau tidak menyadari
kalau lintah menempel di kakinya dan terus meminum darahnya.
Lama kelamaan
kerbau mulai kepayahan dan dia tidak sanggup lagi berlari. Kemudian dia
terjatuh sebab tubuhnya lemah karena darahnya terkuras dihisap lintah sepanjang
dia berlari. Kerbau jatuh dan kemudian kerbau itu mati. Lintah merasa puas dan
senang hati. Dia merasa menang lomba lari dan dia telah menipu kerbau. Begitu
pun perut lintah juga kenyang.
Dalam kisah dongeng ini, memberikan pengajaran kalau kita harus hati-hati dalam menerima tawaran dan ajakan orang. Tidak mustahil kalau orang tersebut telah merencanakan niat jahat atau ada maksud lain yang akan mencelakai kita. Apa lagi kalau tawaran itu sangat menarik dan menawarkan hal yang terlalu menggiurkan. Cermati dan tanyakan lah tujuan dari tawaran tersebut.
Rewrite. Tim Apero Fublic.Editor. Melly.Tatafoto. Rama
Saputra.Palembang, 19
November 2021.Sumber:
Muhammad Sikki, Dkk. Struktur Sastra
Lisan Toraja (Transkripsi dan Terjemahan). Jakarta: Departemen Pendidikan
dan Kebudayaan, 1986.
Sy. Apero Fublic
0 komentar:
Posting Komentar