KAJIAN FILOLOGI SASTRA YANTRA: Karya Anak Agung (Bali).
Sastra yantra
pernh mendapat perhatian dari orang Belanda bernama, P.J. Zoetmulder. Serta
pernah dikaji secara selintas oleh Jacob Hooykaas. Dengan berbekal dua tulisan
orang Belanda tersebut para peneliti sastra yantra menuntaskan penelitian
tersebut. Anak Agung termasuk pengarang wanita dari zaman klasik.
Naskah dari
sastra yantra berbentuk puisi yang tertuang di dalam lambang. Bahan tulis
terbuat dari buku gambar yang ditulis menggunakan tinta hitam. Naskah terdiri
dari 59 pupuh yang tertuang kedalam lima macam lambang. Yaitu berupa lambang
bulan, lambang bunga padma, lambang burung mayura, lambang burung tadahasih,
dan lambang bunga padak. Sedangkan kulitnya terdapat sebuah lambang dewi. Apa
bilah diperhatikan tampak naskah tidak mencerminkan puisi tetapi berupa
ilustrasi.
Pengaturan
ilustari gambar menyesuaikan baris syair puisi. Pola gambar utama misalnya
buluh burung dibuat sejumlah baris puisi. Gambar kelopak bunga padma yang
berisi kata-kata juga sesuai dengan syair puisi, dan jumlah baitnya. Sehingga
semua syair terdapat di dalam gambar-gambar tersebut. Pola baca juga perlu
dipelajari, kemungkinan orang awam sastra kesulitan membacanya.
*****
Pupuh Demung. (Bahasa Daerah Bali).
1.Sembah ning hulun iki umungguh ri tranging ulun uparenggeng padma mkar cinitreng kumuda mrik makapangutameng sembah inustana jroning tanu ri kucuping kara karwa litning rasa suda nir tuduh, apan utama samreti makawebuhing swacita nirartaka milwa ngripta bilih sih sang siniwi mupwani maca gurit sun iki upama sodamamagut hyang citarasmi tan sakeng lengganeng atur. Puh Demung.
2.Pupuh Kawitan Demung.
Wong lara
brantanggurit.
Wong alpa
ajugul.
Wong tuna
turung angreti.
Wong duka
wkaseng punggung.
Wong muda
cilia kasiasih.
Wong tan wring
guna dadi wong.
3.Oli ingsun
angwi.
Osadaning tanu.
Oyeng citra
padma sari.
Ontuking biapareng
ranu.
Osah sumesekeng
ati.
Olihing manapa
sih.
Pupuh Demung. (Bahasa Indonesia).
1.Sujud bakti hamba berada dalam sinar rembulan berhiaskan bunga padma merah yang mekar bertahtakan teratai putih harum semerbak dijadikan inti persembahan yang bersemayam dalam hati ketika kedua jari tangan dicakupkan menyatukan rasa hingga jiwa menjadi bersih dengan sendirinya, maka disebut utama karena memberikan kebahagiaan batin meski hamba orang tak berilmu namun ikut-ikutan mengarang barangkali yang dipuja berkenan mendendangkan serta membaca karangan hamba ini bagaikan kunang-kunang menyonsong kehadiran dewi rembulan bukan karena sombong.
2.Pupuh Kawitan Demung.
Orang duka
lara menggubah syair.
Orang yang
hina dungu.
Orang miskin
belum mengerti.
Orang duka
keliwat bebal.
Orang bodoh
amat menderita.
Orang tak tahu
diri.
3.Tujuanku
mengarang.
Mengobati hati
yang luka.
Dengan gambar
padma sari.
Disebabkan pikiran
kacau.
Gelisah menyesakkan
hati.
Merindukan kasih.
Buku yang
membahas “Sastra Yantra Karya Anak Agung
Istri Biang Agung” diteliti oleh: Ida Wayan Oka Granoka, I Gusti Ngurah
Bagus, I Made Seraya, I Nyoman Sulaga. Di terbitkan oleh Departemen Pendidikan
dan Kebudayaan Daerah Bali, tahun 1989. Buku bersampul putih, dimulai dari
pendahuluan dan dilanjutkan pembahasan tentang naskah.
Kemudian mulai membahas isi, yang pertama berupa ilustrasi-ilustrasi yang sama pada naskah asli. Buku terdiri dari 151 halaman, alih aksara puisi dalam dua bahasa; Bahasa Darah Bali dan Bahasa Indonesia. Diakhiri dengan penutup dan daftar acuan. Kalau Anda tertarik dengan buku ini, dapat mengunjungi perpustakaan darah atau Perpustakaan Nasional.
Disusun: Tim Jurnal Apero Fublic
Editor. Melly.
Tatafoto.
Totong Mahipal.
Palembang, 10 November 2021.
Sumber: Ida
Wayan Oka Granoka, dkk. Sastra Yantra
Karya Anak Agung Istri Biang Agung. Bali: Departemen Pendidikan dan
Kebudayaan, 1989.
Sy. Apero Fublic
0 Response
Posting Komentar