Humaniora

Humaniora
Publish Your Articles in the Journal Apero Fublic of Humaniora

e-Antologi Puisi: Wasiat Laika

e-Antologi Puisi: Wasiat Laika
Share

JAF. HUMANIORA.- Dalam publikasi kesastraan kali ini, kita mengangkat puisi-puisi hasil karya dari penyair Sumatera Selatan tepatnya di Sekayu. Penyair muda bernama Herdoni Syafriansah. Puisi yang banyak mengandung unsur nasihat dan bersifat melankolis. Puisi-puisi tersebut telah di terbitkan oleh penyair.


KAU PUISI
 
kau adalah lidahku untuk bicara.
kau adalah cintaku dalam kata.
kau adalah sayapku untuk mengudara.
kau adalah segala risauku yang tertumpah.
kau adalah pisau terindah dalam luka.
 
Terbanglah kata, terbanglah cinta!.
 
Sekayu,  2016.


BURUNG-BURUNG DARI KUBUR
 
angin menderu hujan menderau.
gelombang pasang pekik menerjang.
kasih menipis cinta menjuntai.
makin tipis jangkau kehidupan.
luyu ulat di daun layu.
duuaarrr.
terkena – tertawa.
prahara melanda; porak-poranda.
senandung mambang :
Asaralah ya Qarim Qarim.
semua janji.
semua menjadi.
 
Sirin, Ugekin, Runta, Maladin.
dalam kehampaan: Asaralah—
“tulislah kematianmu,” sesayap sabda.
 
tak hingga menggapai senyap.
angin hujan hening.
 
Sekayu,  Februari 2012.


UNTAIAN
 
membaca tiada jiwa.
tanya tanda makna.
rasa asah bahasa.
bersisa; tersia.
 
Sekayu, Maret 2015.


SOLILOKUI IKTIOLIT
: untuk kau
 
aku hanya seekor ikan terjerat pada jala.
yang semestinya di sini ia tak ada.
aku liar tak ingin kau taklukan.
maka jangan kau tahan aku untuk kebebasan.
meskipun aku mati, tapi aku tidak sebenar mati.
sebab arwahku sekadar pergi.
aku mengalir hingga kau tak bisa.
tahu aku hingga kau.
buta lihat aku hingga kau.
lumpuh tangkap aku hingga.
kau tak sampai cecap aku.
hingga kau tak, kau tak.
aku.
 
Sekayu, 20 Juli 2011.


DEBU
 
banyak debu.
bertabur di kuburmu.
gayungkan air.
siram di kuburmu.
rengkuh bunga bunga.
semaikan ‘tuk kuburmu.
 
Sekayu, 5 November 2013.


YANG DIHARAP GUGUR DIHARAP CUCUR
 
surya tenggelam lentera padam.
kemilau kilau melesat tajam.
menarung hitam malam.
 
tasbih tasbih melingkar langit.
cahaya cahaya menumpah bumi.
bismillah bismillah bismillah.
cahaya merekah di rumah Allah.
 
lentera padam.
bulan temaram.
pukau tekuk merapat kalam.
menarung malam kelam.
 
tasbih tasbih melingkar langit.
bismillah bismillah bismillah.
syafaat kami meruah tumpah.
 
bismillah bismillah bismillah.
qalbu menetes mendesau fitrah.
cucurlah susu gugurlah tuba.
 
Allahuakbar Allahhurrahim.
ya Allahhu ya Rahman ya Rahim.
 
Sekayu, 25 Juli 2011.


PUING

tertinggallah segala cerita.
teringatlah segala dosa.
tinggallah segala suka.
segala perih sia-sia.
hanya sedih hanya tangis.
hanya sesal dan nestapa.
kepada alpa yang berkibar.
terlupa pada membuat tegak.
megahkan puncak istana.
terlupa lantainya retak.
                          
putaran waktu : puing debu.
                        
Sekayu, 31 Oktober 2013.


ALMI

cahayamu.
penuh rindu.
 
semesta berlimpah.
tiada kira asa.
 
lihat berucap.
lelap berharap.
mesra sehadap.
 
Sekayu, 1 Maret 2013.
 

PADA KITABKU, KITAB PADAKU
 
ketika badai tiba tiba menghempas.
burung burung panik memekik cemas.
ombak bergulung memecah karang.
membentang tangan lintang kehancuran.
 
        tunduk pada gunung.
tunduk pada langit.
        tunduk pada laut.
tunduk pada kitab.
        tunduk paling kepadaKu.
 
"salamun qaulan min Rabbin Rahim"
 
Sekayu, 5-13 Oktober 2011.


BERSUJUD

Kapalku berlabuh.
Bersujud di kakimu.
Mencari terang di lautan.
Aku teramat rapuh.
          
Satu dari duabelas waktu.
Kuingin penuh cintaimu.
Meski geladak berlumpur.
Dan dinding penuh lumut.
Aku tetap ingin bersujud.
Betapa ingin aku bersujud.
 
Memang tak bersih diriku.
Namun hati mencintaiMu.

Sekayu, 8 Juli 2012.


Oleh. Herdoni Syafriansah.
Editor. Desti, S.Sos.
Tatafoto. Rama Saputra.
Palembang, 10 November 2021.

Sy. Apero Fublic

0 Response

Posting Komentar

Iklan Atas Artikel

Iklan Tengah Artikel 1

Iklan Tengah Artikel 2

Iklan Bawah Artikel