Humaniora

Humaniora
Publish Your Articles in the Journal Apero Fublic of Humaniora

Pantun Daerah Dari Provinsi Bangka Belitung

Pantun Daerah Dari Provinsi Bangka Belitung
Share
JAF. HUMANIRA.- Pantun berbahasa daerah kali ini. Mengangkat pantun daerah dari Provinsi Bangka Belitung. Secara sosial budaya masyarakat Melayu Bangka Belitung tidak banyak berbeda dengan masyarakat Melayu Sumatera Selatan. Secara historis wilayah Bangka Belitung dari masa Kedatuan Sriwijaya, Kesultanan Palembang, setelah kemerdekaan Indoenesia. Provinsi Bangka Belitung menyatu dengan Provinsi Sumatera Selatan. Baru pada tahun 21 November 2000 Kepulauan Bangka Belitung menjadi provinsi otonomi baru.

Tidak heran mengapa kebudayaan Provinsi Bangka Belitung sama dengan kebudayaan Provinsi Sumatera Selatan. Perbedaan dalam bahasa hanya sebatas berbeda pada dialeg ujung kata.  Bangka Belitung juga memiliki banyak jenis kesenian asli daerahnya. Salah satunya adalah kesenian Dambus. Kesenian Dambus adalah bentuk akuturasi budaya Timur Tengah dan budaya Melayu dengan memasukkan unsur-unsur yang sesuai dengan nilai-nilai Islam. Kesenian Dambus diiringi dengan pantun asli berbahasa Melayu. Berikut ini pantun daerah dari Provinsi Bangka Belitung.

Pada pembukaan pertunjukan seni. Diawali dengan takzim atau syair pembuka. Syair pembuka juga berupa pantung berbahasa Melayu Bangka Belitung.

(Bahasa Bangka)
Ikan gurame ikanlah gabus
Hay gabus diasen di atas tampa
Izin kami bermain dambus
Hay bermain dambus Abulah Samah.

Abulah Samah memakek jubah
Hai jubah dipakai disubuh ari
Biarpun zaman lah berubah
Musiklah dambus tetap lestari

(Terjemahan ke Bahasa Indonesia)
Ikan gurami ikanlah gabus
Hay gabus diasin di atas tampa
Izinkan kami bermain dambus
Hay bermain dambus Abulah Samah.

Abulah Samah memakai jubah
Hay jubah dipakai diwaktu subuh
Biarpun zaman sudah berubah
Musiklah dambus tetap lestari.

(Bahasa Bangka)
Lagu ini hanya cerita
Kisah bujang dahulu kala
Nenger kisah nites aek mata
Urang bujang hai Abu Samah.

Abu Samah memakai peci
Anyaman asli Bangka Belitung
Entah mengape di dalam hati
Sedih hati tidak tertanggung

Abu Samah memakai sarong
Sarong songket khas Melayu
Bukan nasib tak berujong
Dak berani untuk merayu

Sayenglah sayeng burung ketutu
Hendak terbang patahlah sayap
Sungguhlah sayeng hendak merayu
Kata yang santun dak terucap

Orang Melayu memakai keris
Negeri harum sangat terkenal
Abu Samah seneng kek gadis
Dak berkata menjadi sesal

Besaklah besak ikan tenggiri
Ikan asen kereng dijemur
Hendak kehendak cari pengganti
Nyarik yeng baru tuelah umur

Mimanglah keras si batu karang
Tempat sembunyik ikan berujong
Dengar ikhlas si urang bujang
Ade yang renyek langsung berumong

Kalulah keras sebuah batu
Pecahkanlah pakek palu
Kalok ikak urang pemalu
Sampai tue dak laku-laku.

(Terjemahan ke Bahasa Indonesia)
Lagi ini hanya cerita
Cerita laki-laki dahulu kala
Mendengar ceritanya meneteskan air mata
Seorang laki-laki bernama Abu Sama

Abu Samah memakai peci
Anayam asli Bangka Belitung
Entah mengapa di dalam hati
Sedih hati tidak tertanggung

Abu Samah memakai kain sarung
Sarung songket khas Melayu
Bukan nasib tidak berujung
Tidak berani untuk merayu

Sayanglah sayang burung perkutut
Hendak terbang patahlah sayap
Sungguhlah sayang hendak merayu
Kata yang santun tidak terucap

Orang Melayu memakai keris
Negeri harum sangat terkenal
Abu Samah suka dengan seorang gadis
Tidak berkata menjadi sesal

Besarlah besar ikan tenggiri
Ikan asin kering dijemur
Hendaklah hendak cari pengganti
Mencari yang baru tualah umur

Memanglah keris si batu karang
Tempat sembunyi ikan burujong
Mendengar ikhlas si orang bujang
Ada yang tidak suka langsung menjadi omongan

Kalau keras sebuah batu
Pecahkanlah memakai palu
Kalau diri kita orang pemalu
Sampai tua tidak laku-laku.

(Penutup syair. Bahasa Bangka)
Manceng gabus di Sukadamai
Dimasak lempah enak dimakan
Kami bedambus mimang dak pandai
Kalaulah salah mohon dimaafkan

Terime kasih sampai disini
Semoga kite ketemu agik.

(Terjemahan ke dalam Bahasa Indonesia)
Memancing ikan gabus di Sukadamai
Dimasak lempah enak dimakan
Kami berdambus memang tidak pandai
Kalau salah mohon dimaafkan

Terimah kasih sampai disini
Semoga kita bertemu lagi.

Syair Abu Samah koleksi dari Sanggar Titian Muhibah. Sumber dan di kutip dari Skripsi: Tri Astuti. Nilai-Nilai Islam Yang Terkandung Dalam Syair Kesenian Dambus Di Kelurahan Kenanga Kecamatan Sungailiat Kabupaten Bangka (1950-2012). Palembang: Universitas Islam Negeri Raden Fatah Palembang. Fakultas Adab dan Humaniora. Jurusan Sejarah Kebudayaan Islam, 2017. h.  87-92.

Rewrite: Apero Fublic
Editor. Selita. S.Pd.
Palemban, 2 April 2020.

Sy. Apero Fublic

0 Response

Posting Komentar

Iklan Atas Artikel

Iklan Tengah Artikel 1

Iklan Tengah Artikel 2

Iklan Bawah Artikel