Humaniora

Humaniora
Publish Your Articles in the Journal Apero Fublic of Humaniora

KABA: Hikayat Puti Balukih (Sumatera Barat)

KABA: Hikayat Puti Balukih  (Sumatera Barat)
Share

JAF. HUMANIORA.- Di benua Yaman tersebutlah sebuah negeri Saba yang diperintah oleh raja bernama, Raja Saraki. Kerajaan kuat dan pemerintahannya tangan besi. Dia tidak dicintai rakyatnya karena zalim pada rakyatnya sendiri. Tapi dia memiliki seorang menteri yang baik, bijaksana, pemberani dan dicintai rakyat Kerajaan Saba, bernama Azu Sarah.

Pada suatu hari Menteri Azu Sarah bersama empat belas orang pengikutnya terdiri dari teman-temannya dan beberapa pengawalnya pergi berburu ke hutan. Dalam perburuan mereka tersesat dan memutuskan untuk bermalam di hutan. Malam-malam berlalu mereka masih di hutan. Setiap malam mereka bergantian untuk berjaga-jaga. Tibalah giliran Azu Sarah berjaga, dan tidak berapa lama semua teman dan prajuritnya tertidur lelap.

Malam itu terasa aneh, hewan-hewan di dalam hutan terus berbunyi. Azu Sarah mencoba menangkap binatang yang dapat dia makan sambil berjaga. Tapi tak satupun dia dapatkan. Waktu dia sedang berusaha menangkapi hewan dia melihat seorang wanita yang sangat cantik. Tapi beberapa saat kemudian wanita cantik itu menghilang juga. Betapa kesal hati Azu Sarah dengan keadaanya, sehingga dia berteriak-teriak ditengah hutan memanggil wanita itu atau memanggil kalau ada seseorang.

“Siapakah ananda, berseru-seru di tengah hutan.” Tiba-tiba seorang laki-laki tua muncul menemuia Azu Sarah. Azu Sarah menoleh lalu menjawab.

“Maaf paman, nama saya Azu Sarah. Saya mencari seorang wanita yang sangat cantik barusan saya lihat.”

“Oh, itu anak saya, namanya Hamizah.” Jawab laki-laki itu.

“Kalau paman tidak keberatan, saya mau ikut ke rumah paman.” Kata Azu Sarah. Laki-laki tua itu menolak dan tidak memperbolehkan. Menurutnya Azu Sarah akan menyesal kalau ikut dengannya, karena dunia mereka berbeda. Laki-laki itu kemudian memberi tahu kalau dia raja jin, dan dunia mereka berbeda. Tapi Azu Sarah nekad dan tidak mau tahu serta keras sekali permintaannya. Sehingga raja jin itu mengizinkannya. Tibalah di negeri jin yang bernama Kampung Palam. Raja jin sangat kaya raya dan negerinya makmur serta istananya megah.

“Azu Sarah, kalau kau ingin tinggal di negeri kami. Ada dua syarat yang harus kau patuhi, pertama kau tidak boleh menikahi banyak perempuan dan tidak boleh marah.” Kata Raja Jin pada Azu Sarah, dan dia mematuhi syarat itu. Sementara itu, Raja Jin memerintahkan beberapa orang prajurit jin dengan menyamar menjadi manusia dan mengantar pulang teman-teman dan prajurit Azu Sarah ke Negeri Saba. Sesampai di Negeri Sabah mereka menceritakan kejadian tersebut pada Raja Saraki.

Sementara itu, Azu Sarah kemudian menikah dengan Hamizah putri Raja Jin. Pesta pernikahan yang sangat meriah, dan keduanya hidup bahagia. Beberapa waktu kemudian lahirlah seorang anak perempuan dari pernikahan mereka. Anak mereka diberi nama Puti Balukih. Namun sayang takdir berkata lain, kebahagiaan Azu Sarah pun berakhir saat istrinya Hamizah meninggal dunia. Puti Balukih yang tidak beribu lagi itu, diasuh oleh tujuh orang dayang. Puti Balukih pun diajarkan bermacam-macam ilmu pengetahuan.

Suatu ketika, Azu Sarah merasa rindu dengan kampung halamannya. Sehingga dia ingin pulang ke Negeri Sabah. Mertuanya Raja Jin tidak mengizinkan, dan Puti Balukih tidak mau ditinggal ayahnya. Azu Sarah keberatan membawa serta putrinya, karena raja Negeri Saba sangat zalim. Taku Puti Balukih dijadikan istri muda Raja Saraki.

“Benar kata ayahmu, cucuku. Baiklah kau tinggal bersama kakek dan nenek. Ayahmu hanya pergi sebentar mengunjungi sanak kerabatnya di kampong halaman.” Kata ibu mertua Azu Sarah membujuk Puti Baluki. Namun sifat ayahnya menurun padanya, sehingga dia berkeras tetap mau ikut sang ayah pulang ke negeri Sabah. Dia ingin mengenal manusia sama dengannya. Raja Jin menjadi sedih dan memerintahkan prajuritnya untuk membangun rumah untuk cucunya.

“Kakek dan nenek janganlah bersedih, nanti Puti akan selalu berkunjung ke negeri jin, Kampung Palam.” Mendengar itu, kedua kakek nenek menjadi gembira. Beberapa waktu kemudian rumah besar yang dibangun rakyat jin di negeri Saba selesai. Rumah itu besar dan indah bagai istanah. Raja Saraki mengetahui bangunan rumah megah itu dari laporan seorang gembala. Raja Saraki membiarkan saja karena dia tahu Azu Sarah orang baik dan bekar menterinya. Sehingga dia tidak merasa terancam kedudukannya.

Setelah rumah selesai, Azu Sarah dan Puti Baluki pindah dan tinggal di rumah itu. Suatu hari, Puti Balukih memetik bungah di pekarangan rumahnya. Kebetulan pengembala dulu melihat Puti Baluki dan sangat kagum pada kecantikannya itu. Oleh karena itu, gembala itu pergi melaporkan pada Raja Saraki di istananya.

“Ada hal penting apa gembala.” Tanya Raja Saraki.

“Ampunkan Patik, tuanku. Saya hanya ingin memberi tahu, kalau di rumah besar milik Azu Sarah ada seorang gadis yang sangat cantik.” Kata gembala itu sambil membungkuk.

“Secantik apakah gadis itu.” Tanay Raja Saraki.

“Sulit untuk dibayangkankan yang muliah. Dia begitu cantik dan mempesona, lebih dari yang pernah kita temui.” Ujar gembala itu, Raja Saraki begitu penasaran dan ingin melihatnya sendiri. Keesokan harinya dia bersama dengan para prajurit dan rakyatnya mendatangi rumah Azu Sarah.

“Azu Sarah, izinkan Aku melihat anakmu yang sangat cantik itu sekaligus aku akan menikahinya.” Kata Raja Saraki beberapa saat setelah mendengarkan cerita dari Azu Sarah. Azu Sarah menceritakan kalau rumah meganya dibangun oleh rakyat raja jin mertuanya.

“Ampun tuanku, anak hamba masih kecil.” Ujar Azu Sarah. Raja Saraki sangat marah, kemudian dia mencabut pedangnya dan mengancam akan membunuhnya. Melihat itu dia menjadi ketakutan, dan berjanji pada raja meminta waktu tiga hari lagi untuk mempertemukannya dengan raja.

Azu Sarah merasa sedih dengan keadaan itu. Puti Baluki mengetahui kesedihan ayahnya. Beberapa saat kemudian datang surat raja pada Puti Baluki, menyatakan kalau dia ingin menikahinya. Kebetulan sekali, akhirnya Puti Balukih membalas surat tersebut. Karena dia memang ingin mengirim surat pada Raja Saraki.

“Baiklah tuan Raja Saraki, saya mengajukan syarat agar membawa harta yang sebanyak-banyaknya dan membawa pakaian untuk dayang-dayang sebanyak tujuh puluh orang. Raja Saraki setuju dan dia mengabulkan permintaan itu. Maka datanglah Raja Saraki ke rumah Puti Baluki. Dia tidak boleh membawa prajurit agar Puti Baluki tidak ketakutan. Untuk menyambut raja, telah disiapkan ruangan-ruangan yang banyak makanan dan dilayani dayang-dayang. Diam-diam Puti Balukih telah meletakkan racun tidur di dalam makanan-makanan.

Raja mulai masuk rumah Puti Balukih dan semua tentara pengawal dan rakyat hanya menunggu di luar sesuai permintaan Puti Balukih. Raja Saraki masuk rumah, pada ruangan pertama dia disambut oleh dayang-dayang cantik dengan tarian dan makanan yang enak-enak. Raja Saraki sangat terpesona dan gembira disambut demikian. Di ruangan ke dua juga demikian, Raja Saraki disambut dengan sepuluh orang dayang-dayang cantik. Masuk ke ruangan ketiga, keempat, kelima, keenam Raja Saraki kebingungan dan kekenyangan. Baru masuk ruangan yang ke tujuh Raja Saraki berjumpa dengan Puti Baluki.

“Mari makan dan minum, tuanku baginda raja.” Ujar Puti Baluki dengan suara merdu dan lembut. Sehingga Raja Saraki tidak dapat menolak, dia pun makan dan minum dengan banyak. Raja Saraki tidak menyadari kalau makanan yang dibawa Puti Saraki telah diberi racun tidur. Setelah itu tubuh Raja Saraki diselimuti kain ajaib, Kain Bala. Barang siapa yang diselimuti kain itu dia akan segerah meninggal dunia.

Raja Saraki pun meninggal dunia, kemudian dia memerintahkan beberapa orang dayang memenggal kepala Raja Saraki. Kemudian kepala di bungkus dengan kain kuning, dan jasadnya dibuang oleh dayang yang lain disuatu tempat yang jauh. Selain itu, dayang-dayang yang lain juga memberikan makanan pada orang-orang. Azu Sarah dipanggil Puti Baluki dan dimintanya melihat kepala Raja Saraki. Setelah itu, Puti Balukih keluar dan menemui rakyat banyak dan para prajurit Raja Saraki yang menunggu di luar rumah.

“Wahai semuanya rakyat negeri Sabah, dan para prajurit sekalian. Raja Saraki memutuskan kalau dia akan menjadikan seluruh anak gadis di negeri Sabah untuk sebagai gundiknya.” Kata Puti Balukih. Mendengar kata-kata Puti Balukih semuanya percaya dan menyatakan menolak dan memberontak pada Raja Sarakih.

“Kita ganti saja Raja Saraki yang zalim dan keterlaluan itu dengan raja yang adil.” Teriak orang-orang, kemudian mereka mengusulkan untuk mengangkat Puti Balukih yang menjadi ratu. Ternyata semua setujuh mengangkat Puti Balukih menjadi Ratu di negeri Saba.

“Kami setujuh rajah di singkirkan dan dihukum mati.” Kata semua rakyat mulai menuntut atas kezaliman Raja Saraki selama ini. Puti Balukih kemudian mengatakan kalau telah menghukum Raja Saraki, lalu memperlihatkan kepala Raja Saraki. Semua rakyat dan prajurit percaya kalau Raja Saraki telah mati. Maka Puti Balukih akhirnya dinobatkan menjadi Ratu di Negeri Saba. Diadakan pesta besar-besaran acara penobatan selama tujuh hari tujuh malam. Setelah itu, Puti Balukih menjadi ratu yang hebat. Dia memerintah dengan adil dan bijaksana. Hanya sayangnya, Puti Baluki masih menjadi orang kafir. Dia dan rakyatnya menyembah matahari.

Puti Balukih memiliki peliharaan seekor burung merak. Burung berbuluh indah dan pandai berkata-kata. Menjadi hewan peliharaan kesayangan Putih Balukih. Suatu hari burung merak itu diminta olehnya mencari sumber air. Dalam hal jodoh sangat sulit mencari bandingannya, karena Putih Baluki sangat cantik dan seorang ratu. Membuat dirinya sulit mencari jodoh yang sepadan. Maka dari itu, hanya Baginda Sulaiman, raja yang amat besar kerajaannya dan tidak ada yang menyamainya. Manusia, jin, hewan-hewan menjadi rakyatnya.

Baginda Sulaiman dapat mengendarai angin, sehingga dia dapat pergi kemana saja. Rupanya Baginda Sulaiman juga memiliki peliharaan kesayangan, burung merak. Suatu hari Baginda Sulaiman melihat-lihat negerinya. Dia mengajak burung merak peliharaannya untuk menemaninya. Terbang kesana kemari mengendarai angina. Tibalah waktunya shalat zuhur, beliau istirahat di suatu tempat. Meminta burung merak peliharaanya mencari air untuk wudhu.

“Merak, pergilah carikan air untuku. Aku mau wudhu dan shalat zuhur.” Perintah Baginda Sulaiman.

“Baik Baginda Sulaiman.” Kata burung Merak peliharaan beliau. Merak terbang mencari air, lama terbang akhirnya dia menemukan sumber air yang jernih. Saat turun dan hinggap di sebuah dahan pohon didekat air. Merak peliharaan Baginda Sulaiman melihat Merak peliharaan Puti Baluki.

“Hai, kau merak dari negeri mana.” Tanya Merak peliharaan Baginda Sulaiman.

“Aku merak dari Negeri Saba. Aku merak peliharaan Rutu di Negeri Saba.” Jawab Merak peliharaan Putih Baluki. Keduanya berkenalan dan saling memberitahu tentang siapa pemilik mereka. Merak Puti Balukih mengajak Merak Baginda Sulaiman pergi ke negeri saba. Tibalah di sana, Merak peliharaan Baginda Sulaiman melihat negeri makmur itu. Kagum dengan kecantikan Puti Balukih, ratu yang adil dan bijaksana, pemimpin besar di banua Yaman. Melihat istananya yang megah dan luas. Merak juga menceritakan tentang Baginda Sulaiman yang seorang Nabi.

*****

Sementara itu, Baginda Sulaiman sudah gelisah menunggu burung meraknya yang tidak kembali-kembali dari mencari air. Dia begitu marah dan akan menghukum burung merak itu. Tidak beberapa lama muncul burung gagak. Baginda Sulaiman yang mengerti bahasa hewan-hewan segerah memanggil burung gagak.

“Aku perintahkan kau gagak, cari Merak dan minta dia segerah kembali karena dia akan Aku hukum.” Kata Baginda Sulaiman. Gagak mengiakan dia segerah terbang cepat terbang kemana-mana. Beberapa waktu baru berjumpa dengan Merak peliharaan Baginda Sulaiman di istanah Puti Baluki sedang bersama merak milik Puti Baluki.

“Hei merak, disini rupanya kamu. Jauh sekali kau bermain, kelelahan mencarimu. Lupa dengan tugas sendiri. Segeralah pulang perinta Baginda Sulaiman karena kau akan dia hukum.” Kata burung gagak, mendengar itu Merak menjadi ketakutan dan segerah dia pamit pulang untuk menemui Baginda Sulaiman.

“Ampunkan hamba baginda, atas kelalaian saya. Saya melihat hal yang sangat mengherankan sehingga terlambat kembali menemui baginda.” Kata Merak.

“Baiklah Merak, kalau yang kau lihat itu benar Aku akan mendengarkanmu.” Jawab Baginda Sulaiman. Merak kemudian menceritakan awal berjumpa dengan Merak peliharaan Puti Balukih. Kemudian dia diajak ke negeri Saba dan menjumpai Ratu yang sangat cantik, negeri yang makmur, dan istanahnya sangat megah. Negeri Saba berada di banua Yaman. Tapi mereka bukan bangsa Muslim dan menyembah matahari. Mendengar itu, Baginda Sulaiman tidak memarahi merak peliharaanya. Dia mengajak merak segerah kembali ke istana beliau.

Tiba di istana beliau segerah menulis surat pada Puti Balukih mengajaknya masuk agama Islam. Surat diantar oleh merak yang sudah tahu jalannya. Menerima surat itu Puti Baluki menjadi bahagia dan gembira. Setelah membaca surat Puti Balukih tidak sadar kalau sudah terkena mujizat Baginda Sulaiman. Setelah itu, dia mengumumkan pada semua rakyat Negeri Saba kalau ada surat dari Baginda Sulaiam untuk mengajak semuanya menjadi Islam.

Tapi Puti Baluki harus menguji dahulu. Benarkah Baginda Sulaiman itu seorang Nabi Allah. Maka dia mengirimkan persembahan kuda dan emas. Bila persembahan itu dikembalikan berarti Sulaiman itu seorang nabi. Kalau persembahan itu diterima maka dia hanyalah seorang raja. Nabi tidak boleh dilawan dan harus diikuti ajakannya.

Persembahan Puti Balukih dikembalikan oleh Baginda Sulaiman. Maka yakinlah dia kalau Baginda Sulaiman seorang Nabi. Maka Puti Balukih dan seluruh rakyatnya menyatakan masuk Islam. Utusan Putih Balukih yang dikirim ke negeri Baginda Sulaiman disambut dengan meriah. Semua mengagumi kebesaran negeri dan kemegahan istana Baginda Sulaiman. Dia mengatakan kalau Puti Baluki tidak dapat datang menemuinya, dia yang akan datang menemuinya.

Mendengar pesan dari Baginda Sulaiman yang disampaikan utusan sudah pulang. Begitu juga betapa banyak rakyat Baginda Sulaiman. Membuat Puti Balukih berpikir kalau dia tidak akan mampu menjamu kedatangan rombongan Baginda Sulaiman. Puti Balukih kemudian mengumumkan dan menghimpun rakyat yang mau ikut ke negeri Baginda Sulaiman. Di temani para hulubalang, prajurit, rakyatnya Puti Baluki berangkat menuju negeri Baginda Sulaiman. Merak peliharaanya terbang terlebih dahulu memberi tahu Baginda Sulaiman kalau Puti Balukih beserta pengikutnya sedang dalam perjalanan.

Baginda Sulaiman bersiap-siap menyambut kedatangan Putih Balukih. Dari jamuan sampai keperluan lainnya. Beliau juga memerintahkan jin Azap bin Barkaia memindahkan mahligai Puti Baluki ke istanah Baginda Sulaiman untuk tempat tinggal Puti Balukih nantinya saat dia tiba, hanya dalam waktu setengah hari saja. Setelah mahligai tiba dilengkapi dengan tempat mandi yang ditutupi dengan kaca.

Semua kalangan masyarakat diundang untuk menyambut kedatangan rombongan Puti Balukih. Saat tiba di istanah Baginda Sulaiman. Puti Baluki merasa heran karena mahligai sama persis dengan mahligai miliknya.

“Ini mahligai milik Puti Baluki, saya harap kau akan nyaman kalau tidur di tempat sendiri. Saya memerintahkan salah seorang jin untuk memindahkannya ke sini.” Jelas Baginda Sulaiman, sehingga membuat Puti Baluki menjadi yakin kalau itu memang mahligai miliknya.

“Terimakasih, Baginda Sulaiman.” Jawab Puti Baluki yang kagum dengan mujizat Baginda Sulaiman.

“Bagimana dengan niat menjadi orang Islam.” Tanya Baginda Sulaiman. Puti Baluki menjawab kalau dirinya sudah siap menjadi orang Islam begitu juga rakyatnya. Beberapa waktu berlalu dan Puti Baluki dilamar oleh Baginda Sulaiman. Mereka akhirnya menikah dan hidup bahagia. Mujizat Baginda Sulaiman membuat semua rakyat negeri Saba menjadi Muslim. Puti Balukih, menjadi muslimah yang taat. Di kisahkan kalau istri Baginda Sulaiman berjumlah seribu dua ratus orang.

Rewrite. Tim Apero Fublic
Editor. Rama Saputra.
Palembang, 29 Agustus 2022.
Sumber: Edwar Djamaris. Hikayat Puti Balukih:Cerita Klasik dalam Sastra Minangkabau. Jakarta: Departemen Pendidikan dan Kebudayaan, 1985.

Sy. Apero Fublic

0 Response

Posting Komentar

Iklan Atas Artikel

Iklan Tengah Artikel 1

Iklan Tengah Artikel 2

Iklan Bawah Artikel