KABA: Hikayat Puti Balukih (Sumatera Barat)
Pada
suatu hari Menteri Azu Sarah bersama empat belas orang pengikutnya terdiri dari
teman-temannya dan beberapa pengawalnya pergi berburu ke hutan. Dalam perburuan
mereka tersesat dan memutuskan untuk bermalam di hutan. Malam-malam berlalu
mereka masih di hutan. Setiap malam mereka bergantian untuk berjaga-jaga.
Tibalah giliran Azu Sarah berjaga, dan tidak berapa lama semua teman dan
prajuritnya tertidur lelap.
Malam
itu terasa aneh, hewan-hewan di dalam hutan terus berbunyi. Azu Sarah mencoba
menangkap binatang yang dapat dia makan sambil berjaga. Tapi tak satupun dia
dapatkan. Waktu dia sedang berusaha menangkapi hewan dia melihat seorang wanita
yang sangat cantik. Tapi beberapa saat kemudian wanita cantik itu menghilang
juga. Betapa kesal hati Azu Sarah dengan keadaanya, sehingga dia
berteriak-teriak ditengah hutan memanggil wanita itu atau memanggil kalau ada
seseorang.
“Siapakah
ananda, berseru-seru di tengah hutan.” Tiba-tiba seorang laki-laki tua muncul
menemuia Azu Sarah. Azu Sarah menoleh lalu menjawab.
“Maaf
paman, nama saya Azu Sarah. Saya mencari seorang wanita yang sangat cantik
barusan saya lihat.”
“Oh,
itu anak saya, namanya Hamizah.” Jawab laki-laki itu.
“Kalau
paman tidak keberatan, saya mau ikut ke rumah paman.” Kata Azu Sarah. Laki-laki
tua itu menolak dan tidak memperbolehkan. Menurutnya Azu Sarah akan menyesal
kalau ikut dengannya, karena dunia mereka berbeda. Laki-laki itu kemudian
memberi tahu kalau dia raja jin, dan dunia mereka berbeda. Tapi Azu Sarah nekad
dan tidak mau tahu serta keras sekali permintaannya. Sehingga raja jin itu
mengizinkannya. Tibalah di negeri jin yang bernama Kampung Palam. Raja jin
sangat kaya raya dan negerinya makmur serta istananya megah.
“Azu
Sarah, kalau kau ingin tinggal di negeri kami. Ada dua syarat yang harus kau
patuhi, pertama kau tidak boleh menikahi banyak perempuan dan tidak boleh
marah.” Kata Raja Jin pada Azu Sarah, dan dia mematuhi syarat itu. Sementara
itu, Raja Jin memerintahkan beberapa orang prajurit jin dengan menyamar menjadi
manusia dan mengantar pulang teman-teman dan prajurit Azu Sarah ke Negeri Saba.
Sesampai di Negeri Sabah mereka menceritakan kejadian tersebut pada Raja
Saraki.
Sementara
itu, Azu Sarah kemudian menikah dengan Hamizah putri Raja Jin. Pesta pernikahan
yang sangat meriah, dan keduanya hidup bahagia. Beberapa waktu kemudian
lahirlah seorang anak perempuan dari pernikahan mereka. Anak mereka diberi nama
Puti Balukih. Namun sayang takdir berkata lain, kebahagiaan Azu Sarah pun
berakhir saat istrinya Hamizah meninggal dunia. Puti Balukih yang tidak beribu
lagi itu, diasuh oleh tujuh orang dayang. Puti Balukih pun diajarkan
bermacam-macam ilmu pengetahuan.
Suatu
ketika, Azu Sarah merasa rindu dengan kampung halamannya. Sehingga dia ingin
pulang ke Negeri Sabah. Mertuanya Raja Jin tidak mengizinkan, dan Puti Balukih
tidak mau ditinggal ayahnya. Azu Sarah keberatan membawa serta putrinya, karena
raja Negeri Saba sangat zalim. Taku Puti Balukih dijadikan istri muda Raja
Saraki.
“Benar
kata ayahmu, cucuku. Baiklah kau tinggal bersama kakek dan nenek. Ayahmu hanya
pergi sebentar mengunjungi sanak kerabatnya di kampong halaman.” Kata ibu
mertua Azu Sarah membujuk Puti Baluki. Namun sifat ayahnya menurun padanya,
sehingga dia berkeras tetap mau ikut sang ayah pulang ke negeri Sabah. Dia
ingin mengenal manusia sama dengannya. Raja Jin menjadi sedih dan memerintahkan
prajuritnya untuk membangun rumah untuk cucunya.
“Kakek
dan nenek janganlah bersedih, nanti Puti akan selalu berkunjung ke negeri jin,
Kampung Palam.” Mendengar itu, kedua kakek nenek menjadi gembira. Beberapa
waktu kemudian rumah besar yang dibangun rakyat jin di negeri Saba selesai.
Rumah itu besar dan indah bagai istanah. Raja Saraki mengetahui bangunan rumah
megah itu dari laporan seorang gembala. Raja Saraki membiarkan saja karena dia
tahu Azu Sarah orang baik dan bekar menterinya. Sehingga dia tidak merasa
terancam kedudukannya.
Setelah
rumah selesai, Azu Sarah dan Puti Baluki pindah dan tinggal di rumah itu. Suatu
hari, Puti Balukih memetik bungah di pekarangan rumahnya. Kebetulan pengembala
dulu melihat Puti Baluki dan sangat kagum pada kecantikannya itu. Oleh karena
itu, gembala itu pergi melaporkan pada Raja Saraki di istananya.
“Ada
hal penting apa gembala.” Tanya Raja Saraki.
“Ampunkan
Patik, tuanku. Saya hanya ingin memberi tahu, kalau di rumah besar milik Azu
Sarah ada seorang gadis yang sangat cantik.” Kata gembala itu sambil membungkuk.
“Secantik
apakah gadis itu.” Tanay Raja Saraki.
“Sulit
untuk dibayangkankan yang muliah. Dia begitu cantik dan mempesona, lebih dari
yang pernah kita temui.” Ujar gembala itu, Raja Saraki begitu penasaran dan
ingin melihatnya sendiri. Keesokan harinya dia bersama dengan para prajurit dan
rakyatnya mendatangi rumah Azu Sarah.
“Azu
Sarah, izinkan Aku melihat anakmu yang sangat cantik itu sekaligus aku akan
menikahinya.” Kata Raja Saraki beberapa saat setelah mendengarkan cerita dari
Azu Sarah. Azu Sarah menceritakan kalau rumah meganya dibangun oleh rakyat raja
jin mertuanya.
“Ampun
tuanku, anak hamba masih kecil.” Ujar Azu Sarah. Raja Saraki sangat marah,
kemudian dia mencabut pedangnya dan mengancam akan membunuhnya. Melihat itu dia
menjadi ketakutan, dan berjanji pada raja meminta waktu tiga hari lagi untuk
mempertemukannya dengan raja.
Azu
Sarah merasa sedih dengan keadaan itu. Puti Baluki mengetahui kesedihan
ayahnya. Beberapa saat kemudian datang surat raja pada Puti Baluki, menyatakan
kalau dia ingin menikahinya. Kebetulan sekali, akhirnya Puti Balukih membalas
surat tersebut. Karena dia memang ingin mengirim surat pada Raja Saraki.
“Baiklah
tuan Raja Saraki, saya mengajukan syarat agar membawa harta yang
sebanyak-banyaknya dan membawa pakaian untuk dayang-dayang sebanyak tujuh puluh
orang. Raja Saraki setuju dan dia mengabulkan permintaan itu. Maka datanglah
Raja Saraki ke rumah Puti Baluki. Dia tidak boleh membawa prajurit agar Puti
Baluki tidak ketakutan. Untuk menyambut raja, telah disiapkan ruangan-ruangan
yang banyak makanan dan dilayani dayang-dayang. Diam-diam Puti Balukih telah
meletakkan racun tidur di dalam makanan-makanan.
Raja
mulai masuk rumah Puti Balukih dan semua tentara pengawal dan rakyat hanya
menunggu di luar sesuai permintaan Puti Balukih. Raja Saraki masuk rumah, pada
ruangan pertama dia disambut oleh dayang-dayang cantik dengan tarian dan
makanan yang enak-enak. Raja Saraki sangat terpesona dan gembira disambut
demikian. Di ruangan ke dua juga demikian, Raja Saraki disambut dengan sepuluh
orang dayang-dayang cantik. Masuk ke ruangan ketiga, keempat, kelima, keenam Raja
Saraki kebingungan dan kekenyangan. Baru masuk ruangan yang ke tujuh Raja
Saraki berjumpa dengan Puti Baluki.
“Mari
makan dan minum, tuanku baginda raja.” Ujar Puti Baluki dengan suara merdu dan
lembut. Sehingga Raja Saraki tidak dapat menolak, dia pun makan dan minum
dengan banyak. Raja Saraki tidak menyadari kalau makanan yang dibawa Puti
Saraki telah diberi racun tidur. Setelah itu tubuh Raja Saraki diselimuti kain
ajaib, Kain Bala. Barang siapa yang diselimuti kain itu dia akan segerah
meninggal dunia.
Raja
Saraki pun meninggal dunia, kemudian dia memerintahkan beberapa orang dayang
memenggal kepala Raja Saraki. Kemudian kepala di bungkus dengan kain kuning,
dan jasadnya dibuang oleh dayang yang lain disuatu tempat yang jauh. Selain
itu, dayang-dayang yang lain juga memberikan makanan pada orang-orang. Azu
Sarah dipanggil Puti Baluki dan dimintanya melihat kepala Raja Saraki. Setelah
itu, Puti Balukih keluar dan menemui rakyat banyak dan para prajurit Raja
Saraki yang menunggu di luar rumah.
“Wahai
semuanya rakyat negeri Sabah, dan para prajurit sekalian. Raja Saraki
memutuskan kalau dia akan menjadikan seluruh anak gadis di negeri Sabah untuk
sebagai gundiknya.” Kata Puti Balukih. Mendengar kata-kata Puti Balukih
semuanya percaya dan menyatakan menolak dan memberontak pada Raja Sarakih.
“Kita
ganti saja Raja Saraki yang zalim dan keterlaluan itu dengan raja yang adil.”
Teriak orang-orang, kemudian mereka mengusulkan untuk mengangkat Puti Balukih
yang menjadi ratu. Ternyata semua setujuh mengangkat Puti Balukih menjadi Ratu
di negeri Saba.
“Kami
setujuh rajah di singkirkan dan dihukum mati.” Kata semua rakyat mulai menuntut
atas kezaliman Raja Saraki selama ini. Puti Balukih kemudian mengatakan kalau
telah menghukum Raja Saraki, lalu memperlihatkan kepala Raja Saraki. Semua
rakyat dan prajurit percaya kalau Raja Saraki telah mati. Maka Puti Balukih
akhirnya dinobatkan menjadi Ratu di Negeri Saba. Diadakan pesta besar-besaran
acara penobatan selama tujuh hari tujuh malam. Setelah itu, Puti Balukih
menjadi ratu yang hebat. Dia memerintah dengan adil dan bijaksana. Hanya
sayangnya, Puti Baluki masih menjadi orang kafir. Dia dan rakyatnya menyembah
matahari.
Puti
Balukih memiliki peliharaan seekor burung merak. Burung berbuluh indah dan
pandai berkata-kata. Menjadi hewan peliharaan kesayangan Putih Balukih. Suatu
hari burung merak itu diminta olehnya mencari sumber air. Dalam hal jodoh
sangat sulit mencari bandingannya, karena Putih Baluki sangat cantik dan
seorang ratu. Membuat dirinya sulit mencari jodoh yang sepadan. Maka dari itu,
hanya Baginda Sulaiman, raja yang amat besar kerajaannya dan tidak ada yang
menyamainya. Manusia, jin, hewan-hewan menjadi rakyatnya.
Baginda
Sulaiman dapat mengendarai angin, sehingga dia dapat pergi kemana saja. Rupanya
Baginda Sulaiman juga memiliki peliharaan kesayangan, burung merak. Suatu hari
Baginda Sulaiman melihat-lihat negerinya. Dia mengajak burung merak
peliharaannya untuk menemaninya. Terbang kesana kemari mengendarai angina. Tibalah
waktunya shalat zuhur, beliau istirahat di suatu tempat. Meminta burung merak
peliharaanya mencari air untuk wudhu.
“Merak,
pergilah carikan air untuku. Aku mau wudhu dan shalat zuhur.” Perintah Baginda
Sulaiman.
“Baik
Baginda Sulaiman.” Kata burung Merak peliharaan beliau. Merak terbang mencari
air, lama terbang akhirnya dia menemukan sumber air yang jernih. Saat turun dan
hinggap di sebuah dahan pohon didekat air. Merak peliharaan Baginda Sulaiman melihat
Merak peliharaan Puti Baluki.
“Hai,
kau merak dari negeri mana.” Tanya Merak peliharaan Baginda Sulaiman.
“Aku
merak dari Negeri Saba. Aku merak peliharaan Rutu di Negeri Saba.” Jawab Merak
peliharaan Putih Baluki. Keduanya berkenalan dan saling memberitahu tentang
siapa pemilik mereka. Merak Puti Balukih mengajak Merak Baginda Sulaiman pergi
ke negeri saba. Tibalah di sana, Merak peliharaan Baginda Sulaiman melihat
negeri makmur itu. Kagum dengan kecantikan Puti Balukih, ratu yang adil dan
bijaksana, pemimpin besar di banua Yaman. Melihat istananya yang megah dan
luas. Merak juga menceritakan tentang Baginda Sulaiman yang seorang Nabi.
*****
Sementara
itu, Baginda Sulaiman sudah gelisah menunggu burung meraknya yang tidak
kembali-kembali dari mencari air. Dia begitu marah dan akan menghukum burung
merak itu. Tidak beberapa lama muncul burung gagak. Baginda Sulaiman yang
mengerti bahasa hewan-hewan segerah memanggil burung gagak.
“Aku
perintahkan kau gagak, cari Merak dan minta dia segerah kembali karena dia akan
Aku hukum.” Kata Baginda Sulaiman. Gagak mengiakan dia segerah terbang cepat
terbang kemana-mana. Beberapa waktu baru berjumpa dengan Merak peliharaan
Baginda Sulaiman di istanah Puti Baluki sedang bersama merak milik Puti Baluki.
“Hei
merak, disini rupanya kamu. Jauh sekali kau bermain, kelelahan mencarimu. Lupa
dengan tugas sendiri. Segeralah pulang perinta Baginda Sulaiman karena kau akan
dia hukum.” Kata burung gagak, mendengar itu Merak menjadi ketakutan dan
segerah dia pamit pulang untuk menemui Baginda Sulaiman.
“Ampunkan
hamba baginda, atas kelalaian saya. Saya melihat hal yang sangat mengherankan
sehingga terlambat kembali menemui baginda.” Kata Merak.
“Baiklah
Merak, kalau yang kau lihat itu benar Aku akan mendengarkanmu.” Jawab Baginda
Sulaiman. Merak kemudian menceritakan awal berjumpa dengan Merak peliharaan
Puti Balukih. Kemudian dia diajak ke negeri Saba dan menjumpai Ratu yang sangat
cantik, negeri yang makmur, dan istanahnya sangat megah. Negeri Saba berada di
banua Yaman. Tapi mereka bukan bangsa Muslim dan menyembah matahari. Mendengar
itu, Baginda Sulaiman tidak memarahi merak peliharaanya. Dia mengajak merak
segerah kembali ke istana beliau.
Tiba
di istana beliau segerah menulis surat pada Puti Balukih mengajaknya masuk
agama Islam. Surat diantar oleh merak yang sudah tahu jalannya. Menerima surat
itu Puti Baluki menjadi bahagia dan gembira. Setelah membaca surat Puti Balukih
tidak sadar kalau sudah terkena mujizat Baginda Sulaiman. Setelah itu, dia
mengumumkan pada semua rakyat Negeri Saba kalau ada surat dari Baginda Sulaiam
untuk mengajak semuanya menjadi Islam.
Tapi
Puti Baluki harus menguji dahulu. Benarkah Baginda Sulaiman itu seorang Nabi
Allah. Maka dia mengirimkan persembahan kuda dan emas. Bila persembahan itu
dikembalikan berarti Sulaiman itu seorang nabi. Kalau persembahan itu diterima
maka dia hanyalah seorang raja. Nabi tidak boleh dilawan dan harus diikuti
ajakannya.
Persembahan
Puti Balukih dikembalikan oleh Baginda Sulaiman. Maka yakinlah dia kalau
Baginda Sulaiman seorang Nabi. Maka Puti Balukih dan seluruh rakyatnya
menyatakan masuk Islam. Utusan Putih Balukih yang dikirim ke negeri Baginda
Sulaiman disambut dengan meriah. Semua mengagumi kebesaran negeri dan kemegahan
istana Baginda Sulaiman. Dia mengatakan kalau Puti Baluki tidak dapat datang
menemuinya, dia yang akan datang menemuinya.
Mendengar
pesan dari Baginda Sulaiman yang disampaikan utusan sudah pulang. Begitu juga
betapa banyak rakyat Baginda Sulaiman. Membuat Puti Balukih berpikir kalau dia
tidak akan mampu menjamu kedatangan rombongan Baginda Sulaiman. Puti Balukih
kemudian mengumumkan dan menghimpun rakyat yang mau ikut ke negeri Baginda
Sulaiman. Di temani para hulubalang, prajurit, rakyatnya Puti Baluki berangkat
menuju negeri Baginda Sulaiman. Merak peliharaanya terbang terlebih dahulu
memberi tahu Baginda Sulaiman kalau Puti Balukih beserta pengikutnya sedang
dalam perjalanan.
Baginda
Sulaiman bersiap-siap menyambut kedatangan Putih Balukih. Dari jamuan sampai
keperluan lainnya. Beliau juga memerintahkan jin Azap bin Barkaia memindahkan
mahligai Puti Baluki ke istanah Baginda Sulaiman untuk tempat tinggal Puti
Balukih nantinya saat dia tiba, hanya dalam waktu setengah hari saja. Setelah
mahligai tiba dilengkapi dengan tempat mandi yang ditutupi dengan kaca.
Semua
kalangan masyarakat diundang untuk menyambut kedatangan rombongan Puti Balukih.
Saat tiba di istanah Baginda Sulaiman. Puti Baluki merasa heran karena mahligai
sama persis dengan mahligai miliknya.
“Ini
mahligai milik Puti Baluki, saya harap kau akan nyaman kalau tidur di tempat
sendiri. Saya memerintahkan salah seorang jin untuk memindahkannya ke sini.”
Jelas Baginda Sulaiman, sehingga membuat Puti Baluki menjadi yakin kalau itu
memang mahligai miliknya.
“Terimakasih,
Baginda Sulaiman.” Jawab Puti Baluki yang kagum dengan mujizat Baginda
Sulaiman.
“Bagimana dengan niat menjadi orang Islam.” Tanya Baginda Sulaiman. Puti Baluki menjawab kalau dirinya sudah siap menjadi orang Islam begitu juga rakyatnya. Beberapa waktu berlalu dan Puti Baluki dilamar oleh Baginda Sulaiman. Mereka akhirnya menikah dan hidup bahagia. Mujizat Baginda Sulaiman membuat semua rakyat negeri Saba menjadi Muslim. Puti Balukih, menjadi muslimah yang taat. Di kisahkan kalau istri Baginda Sulaiman berjumlah seribu dua ratus orang.
Rewrite. Tim
Apero Fublic
Editor.
Rama Saputra.
Palembang,
29 Agustus 2022.
Sumber:
Edwar Djamaris. Hikayat Puti Balukih:Cerita Klasik dalam Sastra Minangkabau.
Jakarta: Departemen Pendidikan dan Kebudayaan, 1985.
Sy. Apero Fublic
0 Response
Posting Komentar