PUISI: MENGADU PADA AWAN KELAM
Minggu, 04 Juli 2021
Comment
JAF. HUMANIORA.- Sebuah puisi
yang menceritakan suasana hati seorang lelaki yang dirundung kesedihan. Di mana
dalam perjalanan hidupnya belum mendapat kepastian dan tujuan dalam membangun
sebuah rumah tangga. Sebab dirinya belum memiliki ketetapan dalam mencari
nafkah.
MENGADU PADA AWAN KELAM
Ya, tuhanku.
Kemanakah arah
dalam langkah ini.
Bagaimana juga
hendak mengara.
Sedangkan
langit telah mendung.
Hingga
terkurung dalam lembah jeritan.
Rintihan tiada
pernah berhenti.
Sepanjang hari
sepanjang waktu.
Dalam curah
yang tiada henti, butiran hujan.
Berbilang
itulah kesusahan hati.
Akan cerita
hidupku.
Duh begitu aku
mengingat.
Betapa
banyaknya tanggung jawab.
Entah kemana
akan mencari.
Semua
kebutuhan sehari-hari.
Akankah ada
jalan untukku.
Sang lelaki
beristri.
Yang berdiri
dalam sedih.
Kemana
langkahku.
Bagaimana ini,
bagaimana ?.
Oleh. Hamrah Adi Saputra
Editor. Desti,
S.Sos.
Tatafoto.
Dadang Saputra.
Samarinda, 3
Juli 2021.
Buat sahabat
semua, kirimkan karya puisi kamu ke Apero Fublic (AF) dan publikasi di Jurnal
Sastra Apero Fublic. Terimakasih Apero Fublic (AF) sudah menerbitkan puisi
saya.
Sy. Apero Fublic.
0 Response
Posting Komentar