Humaniora

Humaniora
Publish Your Articles in the Journal Apero Fublic of Humaniora

Mengenal Sastra Lisan Wolio. (BUTON)

Mengenal Sastra Lisan Wolio. (BUTON)
Share

JAF. HUMANIORA.- Wolio adalah nama tradisonal sebuah daerah di Provinsi Sulawesi Tenggara, tepatnya di Kepulauan Buton. Sehingga masyarakatnya dikenal orang dengan nama, orang Wolio. Mereka memiliki bahasa daerah sendiri yakni bahasa Wolio. Bahasa Wolio hadir atas pengaruh bahasa Buton dan Muna.

Daerah Wolio pernah menjadi Kesultanan Buton. Untuk mempersatukan kesultanan yang terdiri banyak etnis, karena itulah bahasa Wolio dijadikan bahasa pemersatu. Selain itu, bahasa Wolio juga digunakan di kota Bau-Bau. Masyarakat Wolio termasuk pemeluk Islam yang taat. Mereka memiliki tradisi Goraana Oputa atau Maludju Wolio, suatu tradisi yang merayakan kelahiran Nabi Muhammad SAW.

Selain kaya akan sejarah dan tradisi asli. Masyarakat Wolio juga memiliki warisan sastra lisan dari nenek moyang mereka. Banyak sekali sastra lisan yang masih dapat di dokumentasikan. Seperti buku hasil penelitian Muhammad Arief Mattalitti, Muhammad Sikki, Amir Kadir, Shaidy, Abdul Kadir Mulya. Buku berjudul Sastra Lisan Wolio yang diterbitkan oleh Departemen Pendidikan dan Kebudayaan, di Jakarta tahun 1985.

Cerita sastra lisan mereka berfungsi sebagai cerita pelipur lara, cerita pendidikan dan cerita tentang asal mula. Dalam melakukan cerita biasanya dilakukan pada waktu-waktu senggang tergantung pada situasi dan kondisi. Dengan demikian penuturan cerita dapat dilakukan di rumah, di tempat pesta rakyat, saat berkerja gotong royong, bercerita saat menidurkan anak atau cucu, dan lainnya.

Buku Sastra Lisan Wolio hasil penelitian para penulis. Di tulis dalam dua bahasa, bahasa Wolio dan Bahasa Indonesia. Diantara judul cerita, La Dhangu Sarina, Wairiwondu Te Randasitagi, Paa Pando Te Harimau, Landokendoke Te Manu, Landoke-Ndoke Te Lahoo-Hoo, Sawirigadi I Togo Montondu Lasalimu, Putiri Satarina, Wa Ndiu Diu,  Bangu Ijo Te Bangu Malei, Apokia Okaluku Akomata, Owi Karea-Rea, Lowu-Lowu Morikana, Lancudu bale, Tawana Kaluku Membali Ikane, Gununa Samboka-Mboka I Kaedupa, Kada Ngiana Gununa Sabampolulu Te Gununa Nepa-Nepa, Kaminaana Puuna Konau, Landoke Te Lakolo-Kolopua.

Kalau Anda tertarik dengan buku Sastra Lisan Wolio tersebut, dapat dijumpai di Perpustakaan Daerah. Buku tidak diperdagangkan karena terbitan Dinas Pendidikan dan Kebudayaan. Buku bersampul kuning setebal 85 halaman. Buku memuat informasi data penelitian, informan dalam penelitian, beberapa kata pengantar dan daftar table hasil penelitian.

Disusun: Tim Apero Fublic
Editor. Desti, S.Sos.
Tatafoto. Dadang Saputra.
Palembang, 23 Juni 2022.
Sumber: M.Arief Mattalitti, Dkk. Sastra Lisan Wolio. Jakarta: Departemen Pendidikan dan Kebudayaan, 1985.

Sy. Apero Fublic

0 Response

Posting Komentar

Iklan Atas Artikel

Iklan Tengah Artikel 1

Iklan Tengah Artikel 2

Iklan Bawah Artikel